REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Badan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan (NAV) Norwegia mengatakan angka pengangguran di negara itu turun dari sebelumnya 9,6 persen di bulan Juni menjadi 8,2 persen pada bulan Juli.  NAV mengatakan perusahaan-perusahaan sudah menarik banyak pekerja yang sebelumnya dirumahkan karena pandemi Covid-19.

Secara keseluruhan angka pengangguran termasuk orang mencari kerja karena yang jam kerjanya dikurangi turun drastis bila dibandingkan bulan April yang mencapai 15,4 persen. Ketika penutupan aktivitas ekonomi menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. 

Walaupun turun tapi angka pengangguran di anggota Uni Eropa itu masih jauh dari normal. Sebelum karantina nasional dan aktivitas ekonomi masih seperti berjalan biasa angka pengangguran Norwegia pada bulan Februari lalu hanya 3,7 persen.

"Secara keseluruhan angka pengangguran memang turun, tapi masih sangat tinggi bila dilihat dari konteks historis," kata Direktur NAV Kjell Hugvik dalam pernyataanya Jumat (31/7).

Bila hanya menghitung pengangguran penuh maka jumlah pengangguran di Norwegia sekarang 4,9 persen dari tenaga kerja. Naik dari bulan Juni yang sebanyak 4,8 persen. Para pengamat memprediksi 4,4 persen.

Pada pertengahan bulan Maret lalu pemerintah Norwegia menutup banyak institusi pemerintah dan swasta.  Langkah ini membuat perekonomian negara Eropa utara itu terperosok. Mereka mulai melonggarkan peraturan pembatasan sosial setelah jumlah kasus infeksi mulai berkurang.

Ikuti Whatsapp Channel Republika