REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, telah menunda beberapa langkah terencana untuk melonggarkan karantina wilayah atau lockdown. Keputusan itu diambil setelah melihat kasus virus corona saat ini sedang meningkat untuk pertama kalinya sejak Mei.
Pemerintah membatalkan rencana untuk mengizinkan tempat-tempat seperti kasino, arena bowling, dan arena seluncur es dibuka pada Senin (3/8). Rencana itu memungkinkan sejumlah warga kembali ke stadion olahraga harus mengalami penundaan.
Johnson mengatakan, tindakan itu akan ditinjau setelah dua minggu. Aturan yang mengharuskan menggunakan masker di toko-toko dan angkutan umum akan diperluas ke museum, galeri, bioskop, dan tempat-tempat ibadah.
Pemerintah pun telah memberlakukan kembali pembatasan pada aktivitas sosial di bagian Inggris utara karena lonjakan kasus pada Kamis (30/7). Setiap warga mendapatkan larang untuk saling mengunjungi hingga waktu yang belum ditentukan.
Para ilmuwan mengatakan, tidak lagi yakin angka R atau ukuran banyak orang yang terinfeksi dari setiap orang yang terinfeksi ini akan berada di bawah 1 di Inggris. Angka di atas 1 berarti virus akan menyebar secara eksponensial.
Laporan resmi terbaru menyatakan, kematian akibat virus corona di Inggris mencapai lebih dari 46.000 dan menjadi jumlah tertinggi ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Brasil. Sedangkan, kasus infeksi telah mencapai 302.301.