REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Tokoh Penting Partai Ennahda di Tunisia Rached Ghannouchi mempertahankan posisinya sebagai ketua parlemen setelah sesi pemungutan suara mosi tidak kepercayaan pada Kamis gagal mendapatkan suara mayoritas.
Anggota parlemen Ennahda sekarang merayakan kegagalan pemungutan suara mosi tidak kepercayaan terhadap pemimpin mereka karena hasilnya memungkinkan Ghannouchi untuk melanjutkan masa tugasnya 2020-2024.
Parlemen Tunisia memulai pemungutan suara secara tertutup untuk memecat Ketua Parlemen Ghannouchi, ketua partai terbesar parlemen - Ennahda.
Blok yang telah mengumumkan akan memilih untuk menarik kepercayaan dari Ghannouchi termasuk Blok Demokrat (Gerakan Demokratik dan Gerakan Rakyat) dengan 38 kursi, Blok Tahya Tounes dengan 10, Blok Reformasi Nasional 16, dan Blok Nasional dengan 11 kursi.
Keempat blok tersebut mengeluarkan pernyataan terkait hubungan luar negeri Tunisia yang bertentangan dengan orientasi diplomasi Tunisia".
Blok gagal untuk mengamankan 109 suara dari 217 untuk menarik mosi tak percaya terhadap Ghannouchi, yang merupakan tantangan bagi empat blok yang memperjuangkan suara.
Blok Konstitusi Bebas, yang memiliki 16 kursi, telah mengumumkan akan memilih untuk menjatuhkan Ghannouchi, yang akan menaikkan potensi suara menjadi 91, meskipun masih tetap di bawah mayoritas yang disyaratkan.
Pada Jumat lalu, Ghannouchi mengatakan dirinya yakin bahwa itu akan menjadi momen untuk memperbarui kepercayaan pada dia sebagai ketua parlemen. "Saya tidak datang ke kursi itu lewat parlemen, tetapi saya datang melalui pemilihan," kata Ghannouchi yang menyatakan keyakinannya untuk memiliki dukungan mayoritas.
Pada Jumat lalu, Kantor Parlemen menyetujui bahwa suara mosi tidak percaya akan dirahasiakan tanpa pertimbangan atau debat publik di antara para anggota parlemen.