REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Protes yang mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mundur terus terjadi. Unjuk rasa terbaru dihadiri ribuan orang pada Sabtu (1/8) malam hari.
Pengunjuk rasa menuntut Netanyahu untuk mengundurkan diri atas tuduhan korupsi dan wabah kasus virus corona. Protes itu terjadi di sejumlah persimpangan dan jembatan.
Orang-orang turun ke jalan sambil memegang spanduk yang menyatakan kalau Netanyahu telah gagal dan menyerukan pengunduran dirinya. Pengunjuk rasa pun memenuhi luar kediaman pribadi perdana menteri di kota Caesarea utara.
Dikutip dari Aljazirah, acara utama dari demonstrasi ini berlangsung di luar kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem. Penyelenggara demonstrasi mengatakan, ribuan menuntut Netanyahu mundur.
Tekanan atas pandemi itu menjadi pukulan keras di banyak negara, termasuk Israel. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memperingatkan pandemi kemungkinan akan berlangsung panjang.
Komite Darurat WHO menyoroti durasi panjang pandemi Covid-19 yang diantisipasi ketika melakukan pertemuan pada Jumat (31/7). WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan, memperingatkan risiko kelelahan respons dalam konteks tekanan sosial-ekonomi yang terjadi karena efek pandemi yang panjang.