REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Iran dan China sedang menyiapkan kerja sama strategis bilateral untuk 25 tahun di berbagai bidang.
Konsulat Jenderal Iran di Shanghai, China, Ramezan Parvaz, menyatakan perjanjian Iran-China ini dapat menjadi titik balik dalam hubungan strategis kedua negara.
"Program Kemitraan Strategis Iran-China 25 tahun ini akan dinegosiasikan dan diselesaikan sesuai dengan kebutuhan kedua negara," kata Ramezan Parvaz, dalam konferensi video online reguler dengan para pebisnis Iran yang tinggal di China.
Para peserta konferensi juga membahas peluang kerja sama dengan China, memulai kembali penerbangan Mahan Air, masalah Iran di Cina, dan masalah konsuler.
"Dan itulah mengapa musuh (Iran) tidak senang dengan (kerja sama) ini," kata Parvas seperti dikutip IRNA, Ahad (2 Agustus).
Kepala Kamar Dagang Iran di China, Hossein Nejad-Safari, melaporkan metode penyelesaian masalah warga Iran di China selama wabah virus corona.
Berterima kasih atas upaya Kedutaan Besar Iran di China, khususnya Duta Besar Mohammad Keshavazzadeh, Nejad-Safari berharap bahwa masalah akan diselesaikan secepat mungkin.
Dia berharap masalah transportasi akan segera diselesaikan dan penerbangan Mahan Air akan dimulai kembali.
Iran dan China sedang membangun kerja sama jangka panjang dalam bidang ekonomi, bisnis, transportasi, hingga budaya.
Kerja sama dalam jangka 25 tahun ini mendapat respons beragam dari negara-negara lain, terutama lawan-lawan politik Iran seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya.
BACA JUGA: Rusia: Kekuatan Militer Iran Bikin Gentar Negara Lain
Lawan-lawan Iran khawatir kerja sama kedua negara tidak hanya melulu ekonomi, namun lebih dalam lagi terkait militer.