REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab meminta komunitas internasional membantu negaranya. Hal itu disampaikan sesaat setelah sebuah ledakan besar mengguncang Beirut pada Selasa (4/8).
"Saya mengirim permohonan mendesak ke semua negara yang adalah teman dan saudara dan cinta Lebanon, untuk berdiri di sisinya dan membantu kami mengobati luka yang dalam ini," kata Diab dikutip laman Aljazirah.
Diab mengungkapkan sebelum ledakan memorakporandakan Beirut, negaranya telah berjuang menghadapi krisis ekonomi terburuk dan wabah Covid-19 yang melonjak. "Mereka yang bertanggung jawab atas bencana (ledakan) ini akan membayar harganya," ujarnya.
Menurut sejumlah pejabat Lebanon, ledakan besar yang mengguncang Beirut berasal dari sebuah gudang. Gudang itu disebut menyimpan bahan peledak hasil sitaan. Diab mengungkapkan gudang berbahaya itu telah ada selama enam tahun atau sejak 2014.
Ledakan telah menyebabkan wilayah di sekitar gudang hancur dan dipenuhi puing-puing. Sejauh ini jumlah korban tewas dilaporkan mencapai puluhan sementara korban luka telah menembus ribuan.
Sejumlah rumah sakit di Beirut telah memenuhi kapasitas karena korban terus berdatangan. Rumah sakit meminta pasokan darah dan generator agar lampu mereka menyala.