Rabu 05 Aug 2020 13:19 WIB

Inggris Siap Salurkan Bantuan Setelah Ledakan di Lebanon

Ledakan di Lebanon menewaskan setidaknya 78 orang dengan ribuan orang terluka

Red: Nur Aini
Ledakan hebat mengguncang Beirut, Lebanon, Selasa (5/8).
Foto: AP/Hassan Ammar
Ledakan hebat mengguncang Beirut, Lebanon, Selasa (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris siap memberikan bantuan untuk Beirut setelah ledakan besar di kawasan pelabuhan kota itu.

"Gambar dan video dari Beirut malam ini mengejutkan," tulis Johnson di Twitter. "perhatian dan doa saya bersama orang-orang yang terperangkap dalam insiden mengerikan ini.

Baca Juga

"Inggris siap memberikan dukungan dengan cara apa pun yang kami bisa, termasuk kepada warga negara Inggris yang terkena dampak."

Sebelumnya, Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan, lokasi terjadinya ledakan amat masif yang mengguncang Ibu Kota Beirut, Selasa (4/8). Aoun menyebut bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut “tidak dapat diterima”, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan.

Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan. Presiden meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan tersebut pada Rabu, serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.

Sejauh ini, setidaknya 78 orang dilaporkan tewas akibat ledakan, sementara sekitar 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka. Otoritas setempat menyebut kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan.

“Apa yang kami saksikan di sini adalah sebuah malapetaka dahsyat. Korban bergelimpangan, kerusakan terjadi di mana-mana,” ujar kepala Palang Merah Lebanon, George Kettani, dalam wawancara dengan Mayadeen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement