Rabu 05 Aug 2020 15:23 WIB

Ekonomi Ditutup, Pengangguran di Selandia Baru Malah Membaik

Angka pengangguran di Selandia Baru turun 4 persen.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Peselancar angin berlomba di sepanjang garis pantai di New Brighton Beach di Christchurch, Selandia Baru, Selasa (9/6). Warga Selandia Baru menikmati hari pertama mereka pada status level 1 setelah Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan pada Senin (8/6) bahwa Kabinet telah sepakat untuk mencabut hampir semua pembatasan akibat Covid-19.
Foto: AP / Mark Baker
Peselancar angin berlomba di sepanjang garis pantai di New Brighton Beach di Christchurch, Selandia Baru, Selasa (9/6). Warga Selandia Baru menikmati hari pertama mereka pada status level 1 setelah Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan pada Senin (8/6) bahwa Kabinet telah sepakat untuk mencabut hampir semua pembatasan akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pandemi virus corona memaksa pemerintah Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menutup banyak aktivitas ekonomi. Namun, angka pengangguran di negara itu justru turun 4 persen lebih.

Walaupun angka itu tidak memperlihatkan data seutuhnya dan pengangguran diperkirakan masih akan meningkat pada bulan depan, tapi angka ini masih jauh lebih baik dibandingkan yang diperkirakan banyak orang. Data yang dirilis pada Rabu (5/8) itu disampaikan menjelang pemilihan umum yang akan digelar bulan September mendatang. Badan statistik Selandia Baru mengungkapkan angka pengangguran pada kuartal terakhir bulan Juni turun 4,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga

Namun, jumlah jam kerja turun 10 persen dan jumlah orang yang tidak bekerja juga meningkat. Sebab, orang yang tidak aktif mencari kerja tidak dihitung sebagai pengangguran.

Angka yang diungkapkan badan statistik Selandia Baru tidak mencerminkan berapa banyak orang yang kehilangan pekerjaan tapi tidak bisa mencari kerja lagi karena karantina wilayah atau nasional. Selain itu, skema bantuan bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaannya selama pandemi akan selesai bulan depan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement