REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memberikan pidato pertamanya mengenai ledakan Beirut, Lebanon yang menewaskan 154 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya. Dalam pidato tersebut ia menekankan Hizbullah tidak bertanggung jawab atas peristiwa itu.
"Kami tidak memiliki roket atau bahan peledak di sana, tidak juga di masa lalu, kami tidak memiliki apa-apa di sana, tidak ada rudal, tidak ada amunisi, tidak senjata, tidak ada amonium nitrat, bahkan tidak ada senjata api," kata Nasrallah seperti dilansir dari media Israel, The Jerusalem Post, Sabtu (8/8).
Ia menambahkan 'klaim yang menyatakan Hizbullah mengelola pelabuhan Beirut adalah bohong', Nasrallah menyinggung Israel di awal pidatonya. "Saya tidak akan berbicara mengenai Israel musuh kami, hanya tentang bencana yang terjadi di Lebanon," katanya.
Nasrallah mengatakan harus dicatat ledakan tersebut berdampak pada semua sekte agama di Lebanon. Sejumlah anggota Hizbullah juga tewas atau terluka dalam kejadiaan itu. Selain itu banyak anggota Hizbullah yang tidak tahu apa yang sedang terjadi.
"Beberapa orang mengira itu adalah gempa bumi," ujar Nasrallah.
Ia mengatakan sejumlah media menyebar rumor yang mengklaim Hizbullah bertanggung jawab atas insiden ini atau senjata organisasi yang didukung Iran itu yang menyebabkan ledakan terjadi. Nasrallah menegaskan rumor-rumor tersebut tidak benar.
"Itu upaya menghasut rakyat Lebanon menentang Hizbullah," tambah Nasrallah.
Ia mengatakan klaim-klaim itu 'tidak adil'. Nasrallah menambahkan Hizbullah siap memberikan bantuan pada krisis ini.
"Semua institusi dan kapasitas Hizbullah di sini siap membantu negara Lebanon setelah ledakan Beirut. Hizbullah siap untuk membantu keluarga mana pun yang kehilangan rumahnya, masyarakat tidak boleh tetap di jalan," katanya.