REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura pada Selasa (11/8) mulai menghancurkan sembilan ton gading gajah. Penghancuran berton-ton gading itu juga dan menandakan perjuangan negara pulau itu dalam melawan perdagangan ilegal satwa liar.
Singapura menjadi titik jalur pelayaran dalam pengiriman produk hewan terlarang antara Afrika dan Asia. Negara itu menghancurkan gading senilai 18 juta dolar Singapura (sekitar Rp 193,2 miliar), termasuk rekor 8,8 ton gading sitaan tahun lalu yang dikatakan otoritas berasal dari 300 gajah.
Dalam acara yang disiarkan secara daring, para pekerja dengan mengenakan helm terlihat sedang mengosongkan troli berisi gading ke sebuah tempat pembuangan, tempat gading-gading itu kemudian diremukkan dengan alat penghancur batu industri. Proses penghancuran mungkin memakan waktu beberapa hari dan pecahannya kemudian akan dibakar.
"Penghancuran akan mencegah gading masuk kembali ke pasar dan akan mengganggu rantai pasokan global gading yang diperdagangkan secara ilegal," kata Dewan Taman Nasional tentang penghancuran tersebut, yang diadakan menjelang Hari Gajah Sedunia.
Diperkirakan 100 gajah Afrika dibunuh setiap hari oleh pemburu yang mencari gading, daging, dan bagian tubuh hewan itu. Perburuan menjadikan jumlah gajah yang tersisa hanya 400.000 ekor, menurut perkiraan ahli lingkungan.
Sebagian besar permintaan gading berasal dari negara-negara Asia, seperti China dan Vietnam, tempat gading tersebut diubah menjadi perhiasan dan ornamen. Selain mengambil sikap keras terhadap produk transit, Singapura mengatakan tahun lalu akan melarang perdagangan gading di dalam negeri mulai September 2021.
"Perburuan gajah berada pada level krisis di Asia dan Afrika karena perdagangan ilegal," kata CEO World Wide Fund for Nature Singapura R Raghunathan.
Raghunathan mengatakan penghancuran gading dan inisiatif-inisiatif lainnya yang dijalankan negara kota itu menggarisbawahi tekad untuk 'membasmi pengiriman ilegal produk satwa liar melalui Singapura'. Negara tetangganya, Malaysia, menghancurkan 9,55 ton gading gajah yang disita pada 2016.