REPUBLIKA.CO.ID, BANGALORE - Sekurangnya dua orang telah terbunuh setelah polisi India menembaki kerumunan pengunjuk rasa, Selasa (11/8) malam waktu setempat. Protes disulut oleh unggahan di laman Facebook tentang Nabi Muhammad.
Massa berkumpul di depan rumah seorang politisi lokal di selatan kota Bangalore. Unggahan yang dinilai ofensif itu diduga dibuat oleh salah satu kerabatnya. "Mereka membakar kendaraan dan menyerang polisi yang tiba di tempat kejadian dengan batu," ujar polisi dikutip laman BBC, Rabu.
Polisi kemudian telah menangkap pria tersebut serta 110 orang pengunjuk rasa lainnya. Komisioner kota Kamal Pant mengatakan sedikitnya 60 polisi termasuk perwira senior telah terluka dalam kekerasan semalam. "Jam malam juga diberlakukan di dua distrik polisi kota," katanya.
Polisi kota mengumumkan situasi di wilayah tersebut telah terkendali melalui akun resmi polisi kota. Personel telah menembakkan peluru tajam untuk membubarkan massa hanya setelah menggunakan gas air mata dan pentungan terlebih dahulu.
Kematian kedua pengunjuk rasa dikonfirmasi oleh menteri dalam negeri negara bagian Karnataka di mana Bangalore adalah ibu kotanya. Kekerasan dimulai setelah pengunjuk rasa berkumpul di luar rumah politisi serta kantor polisi setelah melihat postingan tersebut, yang menurut media lokal telah dihapus.
Menteri Akhanda Srinivas Murthy membuat video imbauan kepada pengunjuk rasa agar tetap tenang dan menjanjikan keadilan kepada mereka. "Saya mengimbau saudara-saudara Muslim saya untuk tidak memperebutkan seseorang yang telah melanggar hukum. Apa pun masalahnya, kita semua adalah saudara. Siapa pun yang bertanggung jawab, kami akan memastikan bahwa hukuman yang tepat diberikan kepada mereka yang bertanggung jawab. Saya bersama Anda," katanya.