REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Kepresidenan Lebanon pada Rabu mengungkapkan pihaknya sudah memperingatkan Dewan Pertahanan Tertinggi tentang keberadaan amonium nitrat dalam jumlah besar di Pelabuhan Beirut dua pekan sebelum ledakan besar yang mematikan.
Kepresidenan itu mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa Presiden Michel Aoun diberitahu oleh Direktorat Jenderal Keamanan Negara tentang laporan yang mengungkapkan "adanya amonium nitrat dalam jumlah yang besar di salah satu gudang Pelabuhan Beirut".
"Ketika laporan tersebut sampai ke Presiden, Penasihat Keamanan dan Militer Presiden memberi tahu Sekretaris Jenderal Dewan Pertahanan Tertinggi tentang laporan ini untuk mengambil tindakan yang diperlukan," sebut pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menggarisbawahi kesediaan presiden untuk melakukan penyelidikan "sepenuhnya" untuk mengungkap kebenaran tentang insiden itu dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Ledakan dahsyat itu mengguncang ibu kota Lebanon dan sekitarnya setelah 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang terbakar.
Gelombang kejut meratakan gedung-gedung di dekatnya dan menyebabkan kerusakan material yang luas di Beirut, menyebabkan ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.
Insiden tersebut terjadi ketika Lebanon menghadapi krisis keuangan yang parah, bersama dengan pandemi virus korona.