Jumat 14 Aug 2020 01:10 WIB

Khartoum Tingkatkan Keamanan di Port Sudan

Pemerintah Sudan memberlakukan jam malam di gerbang utama Kota Port Sudan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Toko-toko tutup di kawasan bisnis di Khartoum, Sudan. Pemerintah Sudan memberlakukan jam malam di gerbang utama Kota Port Sudan. Ilustrasi.
Foto: AP Photo
Toko-toko tutup di kawasan bisnis di Khartoum, Sudan. Pemerintah Sudan memberlakukan jam malam di gerbang utama Kota Port Sudan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pemerintah Sudan meningkatkan keamanan di negara bagian Laut Merah dan memberlakukan jam malam di gerbang utama Kota Port Sudan. Kementerian Dalam Negeri mengatakan kebijakan ini diterapkan setelah 32 orang tewas dalam bentrokan antarsuku baru-baru ini.

Sudan sudah melewati satu dari tiga tahun masa transisi usai menggulingkan Presiden Omar al-Bashir. Negara itu tengah menghadapi berbagai tantangan tidak hanya krisis ekonomi tapi juga meningkatnya kekerasan di sejumlah wilayah.

Baca Juga

Pasukan keamanan menangkap 85 orang dalam kekerasan baru-baru yang juga melukai 98 orang. Dalam pernyataannya pada Kamis (13/8) Kementerian Dalam Negeri mengatakan demi mengembalikan ketertiban pihak berwenang setempat memberlakukan jam malam di Port Sudan.

Anggota pasukan keamanan juga menjadi korban dalam bentrokan tersebut. Media dan aktivis lokal memberitakan bentrokan terjadi antara suku Beni Amer dan Nuba yang memiliki sejarah kekerasan.

Perwakilan kedua suku itu telah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi pada September tahun lalu setelah terjadi bentrokan-bentrokan yang mematikan. Pemerintah pun sudah menambah jumlah pasukan keamanan di negara bagian itu.

"Untuk menegakan martabat negara dan supremasi hukum dan memperkuat keamanan stabilitas," kata pernyataan pemerintah Sudan. 

Dalam pernyataan tersebut mereka menambahkan, kebijakan-kebijakan tersebut akan membantu menstabilkan situasi dan mendorong 'pada ketenangan'. Sudan Selatan juga menggunakan Port Sudan untuk mengekspor minyak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement