REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan melanjutkan operasi militer lintas batas untuk melawan militan Kurdi di Irak bagian utara. Hal itu akan dilakukan jika pemerintah Irak terus mengabaikan kehadiran militan itu di kawasan.
Turki telah lama memerangi Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris, di wilayah selatan dan utara Irak. Juni lalu, Turki meluncurkan "Operasi Cakar Macan" sebagai serangan darat ke wilayah Irak lebih jauh.
"Negara kami siap untuk bekerja sama dengan Irak atas perkara ini. Bagaimanapun, ketika kehadiran PKK di Irak mendapat pengabaian, negara kami bertekad mengambil langkah yang dianggap perlu demi keamanan perbatasan, tak peduli di mana itu (akan terjadi)," kata keterangan Kementerian Luar Negeri Turki pada Kamis (13/8).
PKK dinyatakan sebagai kelompok teroris bukan hanya oleh Turki, tetapi juga AS dan Uni Eropa. Kelompok itu berperang melawan negara Turki pada 1984. Lebih dari 40.000 orang terbunuh dalam konflik keduanya yang terpusat di wilayah Turki bagian tenggara.
"Kami meminta Irak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait hal ini," kata kementerian menambahkan.
Pada Selasa (11/8), serangan udara Turki di Irak bagian utara menewaskan dua petugas penjagaan perbatasan Irak serta seorang pengemudi, menurut pihak militer Irak yang menyebutnya sebagai "serangan dahsyat". Kementerian Luar Negeri Irak kemudian mengumumkan bahwa Pemerintah Irak menunda kunjungan Menteri Pertahanan Turki ke negara itu, serta memanggil duta besar Turki untuk menyampaikan bahwa Irak menolak serangan dan pelanggaran terhadap negaranya.