REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Setelah jumlah kasus harian infeksi virus corona merangkak naik, akhirnya Finlandia mengeluarkan rekomendasi pemakaian masker di ruang publik. Perdana Menteri Sanna Marin mengatakan kewajiban masker saat peraturan pembatasan sosial tidak bisa diterapkan seperti di transportasi umum. Sebelumnya Finlandia tidak resmi mendukung penggunaan masker. 

Pada Kamis (13/8) pihak berwenang Finlandia mengatakan orang di atas 15 tahun yang berada 15 menit di kerumunan harus memakai masker. Namun itu tidak berlaku di daerah yang tidak melaporkan kasus infeksi dalam dua pekan terakhir.

Pihak berwenang kesehatan negara itu melaporkan 41 kasus baru Covid-19 yang menjadi kenaikan jumlah kasus infeksi tertinggi sejak akhir Mei lalu. Kini total kasus infeksi di negara Skandinavia itu menjadi 7.683 kasus dan sebanyak 333 pasien di antaranya meninggal dunia.

Marin juga mengklarifikasi peraturan karantina baru bagi pengunjung dari negara yang resiko penularan virus coronanya tinggi. Hal tersebut dilakukan setelah para menterinya pada awal pekan ini mengeluarkan pernyataan yang bertentangan mengenai karantina selama dua pekan.

Marin mengatakan pemerintah tidak memiliki dasar hukum untuk menegakkan karantina. Tapi otoritas kesehatan lokal dan dokter dapat mewajibkan para wisatawan dari negara risiko tinggi untuk melakukan tes virus corona atau karantina mandiri.

Perdana menteri berusia 34 tahun itu mengatakan siapa pun yang berasal dari negara yang memiliki delapan hingga 10 kasus Covid-19 per 100 ribu jiwa selama lebih dari dua pekan harus melakukan swakarantina. Sementara pihak berwenang akan mewajibkan wisatawan dari 'negara bertanda merah' untuk melakukan karantina.

Marin menambahkan pemerintah Finlandia juga memutuskan untuk merekomendasikan agar masyarakat kembali bekerja secara jarak jauh terutama di wilayah-wilayah yang tingkat penularannya meningkat. Artinya, kata Marin, rekomendasi ini berlaku di daerah sekitar ibu kota Helsinki dan dua wilayah lainnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika