Jumat 14 Aug 2020 16:58 WIB

Oman Dukung Normalisasi Hubungan UEA-Israel

Oman berharap kesepatan UAE-Israel berkontribusi pada perdamaian Timur Tengah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Oman
Foto: Istimewa
Bendera Oman

REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Pemerintah Oman mendukung kesepakatan normalisasi hubungan yang dicapai Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel, Jumat (14/8). Ia menilai perjanjian tersebut bersejarah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Oman, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan Oman News Agency (ONA) berharap kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan UEA dapat berkontribusi pada perdamaian komprehensif dan berkelanjutan di Timur Tengah.

Baca Juga

Sebelumnya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah mengucapkan selamat kepada Putra Mahkota Uni Emirat Arab UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan karena telah mencapai kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel. Sama seperti Oman, Sisi menilai hal tersebut bersejarah.

"Langkah perdamaian bersejarah seperti itu akan memajukan upaya proses perdamaian dan membuka cakrawala untuk stabilitas di Timur Tengah," kata Sisi saat melakukan percakapan via telepon dengan Sheikh Mohammed, dikutip laman Ahram Online, Jumat (14/8).

Sisi pun memuji keputusan Israel untuk menangguhkan rencana pencaplokan Tepi Barat sebagai bagian dari kesepakatan dengan UEA. "Saya mengikuti dengan penuh minat dan penghargaan atas pernyataan bersama tripartit antara Amerika Serikat (AS), UEA, dan Israel, mengenai perjanjian untuk menangguhkan aneksasi wilayah Palestina serta mengambil langkah-langkah yang akan membawa perdamaian ke Timur Tengah," ujar Sisi.

Mesir mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Ia pun berpihak pada Palestina yang ingin menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depannya. Kairo berulang kali menyatakan penolakan atas rencana Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.

Palestina telah mengecam kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel yang dijembatani AS. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah pengkhianatan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement