REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW— Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan pertemuan pemimpin-pemimpin dunia demi menghindari 'konfrontasi' lebih lanjut mengenai Iran. Hal ini disampaikan setelah Amerika Serikat (AS) mengancam menerapkan kembali sanksi-sanksi PBB terhadap Iran.
Putin mengusulkan pertemuan via video bersama AS dan sisa anggota Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) lainnya, untuk menghindari 'konfrontasi dan ketegangan' di PBB mengenai sanksi terhadap Iran. Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Jerman dan Iran masih menjadi anggota JCPOA.
"Isu ini mendesak, (alternatif lainnya) hanya akan meningkatkan ketegangan, meningkatkan risiko konflik, skenario-skenario semacam itu harus dihindari," kata Putin dalam pernyataannya, Sabtu (15/8).
Sebelumnya Amerika Serikat kalah dalam upaya mereka memperpanjang sanksi PBB pada Iran. Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB, Rusia dan Cina menentang perpanjangan embargo senjata.
Berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 atau JCPOA sanksi itu akan habis pada bulan Oktober mendatang. Sebelas anggota Dewan Keamanan lainnya termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris memilih abstain.
Hanya Amerika Serikat dan Republik Dominika yang memilih setuju untuk memperpanjang sanksi. Presiden AS Donald Trump mengatakan ia belum memutuskan apakah akan ikut dalam pertemuan yang diusulkan Putin tersebut.
"Saya mendengar ada sesuatu, tapi saya belum diberitahu," katanya.
Sementara itu kantor kepresidenan Prancis mengatakan Presiden Emmanuel Macron terbuka untuk terlibat dalam pertemuan via video. AS mengancam akan mengembalikan seluruh sanksi PBB terhadap Iran menggunakan ketentuan di JCPOA yang dikenal sebagai 'snapback'.
Putin mengatakan Rusia yang menjadi sekutu Iran dalam perang di Suriah, tetap berkomitmen pada JCPOA. Menurutnya pertemuan via video itu bertujuan untuk menghindari 'konfrontasi dan ketegangan situasi di Dewan Keamanan'.
Trump Ingin menegosiasikan ulang perjanjian nuklir dengan Iran. Alasannya untuk mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir dan menahan aktivitas mereka di kawasan.
Presiden AS ke-45 itu mengeluarkan AS dari sejumlah perjanjian internasional. Ia menyebut JCPOA yang dibentuk Barack Obama sebagai 'kesepakatan terburuk sepanjang masa'.