REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran membantah tudingan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang menyebutnya mempersenjatai kelompok Taliban. Teheran menganggap tuduhan itu tak berdasar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan apa yang terjadi di Afghanistan hari ini adalah hasil dari tindakan pemanasan dan campur tangan AS. "Tuduhan yang dilontarkan menteri luar negeri AS adalah semacam mengalihkan kesalahan ke orang lain dan upaya untuk mengalihkan opini publik rakyat Afghanistan dari bantuan Washington untuk ISIS," ujarnya pada Senin (17/8) dikutip laman Iran Front Page.
Menurut dia, hingga kini AS belum memberi penjelasan publik tentang sifat helikopter yang terbang di wilayah udara Afghanistan di bawah kendali Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Khatibzadeh menyebut mereka dioperasikan untuk mendukung ISIS.
Saat diwawancara Radio Free Europe, Pompeo menuding Iran dan Rusia mempersenjatai Taliban. "Kami telah menjelaskan bahwa kami mengetahui sejarahnya, kami tahu bahwa Rusia telah mempersenjatai Taliban di masa lalu. Kami tahu bahwa Iran terus mempersenjatai mereka hari ini. Jadi kami tahu fakta ini," kata Pompeo.
AS adalah sekutu utama Pemerintah Afghanistan dalam memerangi Taliban. Pada Februari lalu, AS dan Taliban telah menandatangani perjanjian damai di Doha, Qatar. Perjanjian itu berisi antara lain tentang penarikan pasukan AS secara gradual dari Afghanistan dan pembebasan tahanan Taliban sebagai syarat dimulainya pembicaraan damai intra-Afghanistan.
Pekan lalu Taliban mengatakan siap mengadakan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan. Hal itu disampaikan setelah Afghanistan membebaskan 400 tahanan Taliban.
"Sikap kami jelas. Jika pembebasan tahanan selesai, maka kami siap untuk pembicaraan intra-Afghanistan dalam sepekan," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen pada Senin (10/8) dikutip laman Al Arabiya. Dia menyebut putaran pertama pembicaraan intra-Afghanistan akan dilakukan di Doha, Qatar.