Selasa 18 Aug 2020 06:00 WIB

Amerika Serikat Makin Beri Tekanan ke Huawei

Mulai Senin (17/8) AS makin memperketat pembatasan kepada Huawei

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Christiyaningsih
Mulai Senin (17/8) AS makin memperketat pembatasan kepada Huawei. Ilustrasi.
Foto: AP/Ng Han Guan
Mulai Senin (17/8) AS makin memperketat pembatasan kepada Huawei. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mulai Senin (17/8) akan memperketat pembatasan pada Huawei Technologies Co. Dikutip dari Reuters, tujuan pembatasan itu dilakukan untuk mencegah raksasa telekomunikasi China tersebut memperoleh semikonduktor tanpa lisensi khusus - termasuk chip yang dibuat oleh perusahaan asing yang telah dikembangkan atau diproduksi dengan perangkat lunak atau teknologi AS.

Selain itu, pemerintah AS juga akan memasukkan 38 afiliasi Huawei di 21 negara ke dalam daftar hitam. Angka tersebut bertambah menjadi total 152 afiliasi sejak Mei 2019.

Baca Juga

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dalam sebuah wawancara mengatakan pembatasan chip rancangan Huawei yang diberlakukan pada Mei membuat Huawei tidak kehilangan akal dengan melalui pihak ketiga. "Aturan baru memperjelas bahwa setiap penggunaan perangkat lunak Amerika atau peralatan fabrikasi Amerika dilarang dan memerlukan lisensi," kata Ross.

Pemerintahan Donald Trump mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk menekan Huawei. Alasannya Huawei dianggap menjadi mata-mata China. namun hal tersebut dibantah Huawei.

Sebelumnya dikabarkan Huawei akan berhenti memproduksi chipset Kirin andalannya bulan depan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya dampak tekanan Amerika Serikat terhadap raksasa teknologi asal China tersebut.

Dikutip dari Reuters pada Ahad (9/8) CEO Consumer Business Unit Huawei, Richard Yu mengungkap tekanan AS terhadap Huawei telah membuat divisi chip HiSilicon kesulitan untuk terus membuat chipset, komponen utama untuk ponsel Huawei.

Pada Mei, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan perintah yang mewajibkan pemasok perangkat lunak dan peralatan manufaktur untuk menahan diri berbisnis dengan Huawei tanpa terlebih dahulu mendapatkan lisensi. "Mulai 15 September dan seterusnya, prosesor Kirin andalan kami tidak dapat diproduksi," kata Yu.

"Chip bertenaga AI kami juga tidak dapat diproses. Ini adalah kerugian besar bagi kami," dia melanjutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement