Rabu 19 Aug 2020 01:49 WIB

Mendagri India Dirawat di RS Setelah Sembuh dari Covid-19

Mendagri India dirawat kembali di RS karena mengalami kelelahan dan sakit.

Red: Nur Aini
Seorang petugas kesehatan membawa camilan malam untuk orang-orang yang pulih di pusat perawatan COVID-19 yang berfungsi di stadion tertutup di New Delhi, India, Senin, 20 Juli 2020.
Foto: AP/Manish Swarup
Seorang petugas kesehatan membawa camilan malam untuk orang-orang yang pulih di pusat perawatan COVID-19 yang berfungsi di stadion tertutup di New Delhi, India, Senin, 20 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Dalam Negeri India Amit Shah kembali dirawat di rumah sakit, Selasa, empat hari setelah sembuh dari Covid-19.

Ia kembali dirawat karena mengalami kelelahan dan sekujur badannya sakit. Shah, orang dekat Perdana Menteri India Narendra Modi dan orang kedua di kabinet, dirawat di rumah sakit milik pemerintah All India Institute for Medical Sciences di New Delhi, demikian pernyataan pihak rumah sakit.

Baca Juga

"Ia nyaman di ruangan inap dan bekerja dari rumah sakit," kata pihak RS, seraya menegaskan, hasil tes menunjukkan Shah negatif Covid-19.

Shah merupakan politisi dengan jabatan paling tinggi di India yang terserang Covid-19. Sementara itu, kepala perusahaan farmasi Biocon Ltd, Kiran Mazumdar Shaw, pada Senin menyatakan ia positif mengidap Covid-19.

India menempati urutan ketiga untuk negara dengan jumlah pasien positif terbanyak dunia. Di atas India, Amerika Serikat menempati urutan pertama, diikuti oleh Brasil pada urutan kedua.

Rata-rata kasus harian di India sejak 30 Juli terus naik di atas angka 50.000 pasien. Per Selasa, jumlah kasus positif bertambah 55.079, sementara angka korban jiwa naik 876 sehingga totalnya mencapai 51.797 jiwa. Sejauh ini, jumlah pasien positif di India telah melampaui angka 2,7 juta jiwa.

Tingkat penyebaran Covid-19 di New Delhi dan Mumbai mulai stabil, tetapi di kota-kota kecil seperti Pune dan Bangalore, jumlah pasien positif terus naik. Otoritas di Pune pada Senin mengatakan 51,5 persen dari orang-orang yang menjalani pemeriksaan antibodi di lima daerah paling terdampak menunjukkan jejak virus. Artinya, tingkat penularan lebih tinggi dari laporan resmi pemerintah.

"Ini (hasil pemeriksaan) merupakan satu-satunya informasi yang dapat diandalkan untuk mengetahui tingkat penularan di India," kata seorang ahli virologi klinis, T Jacob John. Ia merupakan pensiunan profesor di Christian Medical College, negara bagian Tamil Nadu.

"Survei antibodi menunjukkan tingkat penularan yang riil beberapa kali lebih tinggi daripada hasil tes antigen dan RT-PCR," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement