REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina mengatakan telah melarang sementara impor unggas domestik dan liar serta produknya dari Australia, Rabu (19/8). Keputusan ini setelah keberadaan virus flu burung H7N7 yang sangat patogen terdeteksi di sebuah peternakan telur.
Departemen Pertanian menyatakan, larangan itu mencakup daging unggas, anak ayam, telur, dan air mani. Perintah pelarangan itu telah dikeluarkan sejak 14 Agustus dan baru diumumkan pada Rabu.
Semua pengiriman masuk dari Australia dengan izin impor yang dikeluarkan pada atau sebelum 6 Agustus akan diizinkan masuk. Menurut Menteri Pertanian, William Dar, kondisi ini dapat dilakukan asalkan unggas disembelih atau diproses pada atau sebelum 3 Juli, atau 21 hari sebelum wabah.
Australia mengkonfirmasi wabah itu terjadi di peternakan telur di Victoria. Flu burung dapat menginfeksi manusia, meski hanya ada bukti terbatas penularan dari manusia ke manusia. Infeksi manusia terutama didapat melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.
Filipina telah menghadapi wabah flu burung yang berasal dari dalam negeri. Kasus terbaru melibatkan subtipe H5N6 yang sangat menular dari virus yang terdeteksi di sebuah peternakan telur di kota San Luis di provinsi Pampanga pada Juli.
Negara Asia Tenggara itu juga mengumumkan larangan sementara produk daging unggas Brasil. Keputusan ini terjadi setelah dua kota di China menemukan jejak virus corona baru dalam kargo makanan beku impor, termasuk sayap ayam dari negara Amerika Selatan tersebut.