Kamis 20 Aug 2020 04:03 WIB

Petinggi China akan Kunjungi Korsel Bahas Korut

Petinggi China dan Korsel juga akan membahas kerja sama penanganan virus corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera China dan Korea Selatan (ilustrasi)
Bendera China dan Korea Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan mengatakan diplomat top China berencana berkunjung untuk berbicara dengan penasihat keamanan nasional baru, Suh Hoon, pada minggu ini, Rabu (19/8). Kunjungan itu menjadi yang pertama bagi pejabat tinggi Beijing sejak virus corona muncul di China akhir tahun lalu.

Pejabat Seoul mengatakan anggota dewan negara bagian dan anggota Politbiro Partai Komunis, Yang Jiechi, akan berada di kota pelabuhan selatan Busan pada Jumat dan Sabtu (21-22/8). Juru bicara kepresidenan, Kang Min-seok, menyatakan, mantan kepala intelijen Korea Selatan akan bertemu Yang pada hari terakhir kunjungan.

Baca Juga

Kedua petinggi dari China dan Korea Selatan itu akan membahas Korea Utara, kerja sama penanganan virus corona, dan potensi perjalanan ke Seoul oleh Presiden China, Xi Jinping. "Kedua belah pihak telah bekerja untuk memungkinkan Presiden Xi untuk berkunjung pada waktu yang tepat ketika situasi Covid-19 menjadi stabil dan mendorong kondisi seperti itu," kata Kang dalam sebuah pengarahan.

Suh dan Yang juga akan berbagi pandangan tentang masalah mengadakan pertemuan puncak trilateral tahunan yang melibatkan Jepang. Pertemuan itu baru dapat direncanakan setelah penyebaran virus corona mulai mereda.

Pandemi virus corona menghapus sebagian besar kalender diplomatik global, tetapi kedua negara melanjutkan pertukaran bulan lalu. Peristiwa itu terjadi ketika Korea Selatan mengirim seorang diplomat tingkat tinggi untuk pertemuan ekonomi bilateral.

Setelah bergulat dengan epidemi besar pertama di luar China, Korea Selatan sebagian besar berhasil mengendalikan wabah tanpa gangguan besar. Meskipun, lonjakan kasus Covid-19 baru terjadi sehingga mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali aturan jaga jarak yang lebih ketat. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement