REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pejabat Afghanistan mengatakan, serangan roket menghantam Kabul yang menyebabkan tiga orang terbunuh, termasuk dua anggota pengawal kehormatan Presiden Ashraf Ghani, Rabu (19/8) waktu setempat. Serangan roket terjadi ketika kota Kabul tengah menandai hari kemerdekaan Afghanistan ke 101 tahun.
Sebanyak 14 roket ditembakkan ke pusat kota Kabul. Salah satu rudal menghantam kompleks istana kepresidenan Arg.
Juru bicara kementerian dalam negeri Tariq Arian mengatakan, tiga orang termasuk dua pegawai pemerintah terbunuh dalam serangan tersebut. Namun, dia tidak merinci identitas korban.
"Dua penjaga kehormatan Ghani turut terbunuh dalam serangan itu," ujar dua orang pejabat istana yang meminta anonim, dilansir laman Aljazirah, Rabu (19/8). Sebanyak enam anggota pengawal kehormatan lainnya terluka ketika roket menghantam kompleks istana tak lama setelah Ghani menyelesaikan tugas seremonialnya.
Istana Arg terletak di daerah yang sangat dibentengi di ibu kota yang juga menampung beberapa kedutaan besar. Arian mengatakan 16 orang lainnya terluka dalam serangan roket itu, termasuk empat anak dan seorang perempuan.
Hingga kini, belum ada ada kelompok yang mengklaim serangan di hari kemerdekaan itu. Padahal, pemerintah Afghanistan dan Taliban bersiap untuk memulai pembicaraan damai. Upacara pelantikan Ghani pada 9 Maret juga terganggu oleh tembakan roket di dekat istana. Tidak ada cedera serius yang dilaporkan saat itu.
Pada Agustus 2018, beberapa roket ditembakkan di Kabul, termasuk di istana presiden, tempat Ghani berpidato. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab.