REPUBLIKA.CO.ID, CIUDAD JUAREZ -- Pemerintah Meksiko dan warga di kota-kota perbatasan Amerika Serikat (AS)-Meksiko mengecam gagasan pajak mobil Donald Trump. Presiden AS itu mengancam akan menaikkan pajak kendaraan di perbatasan.
Trump ingin menggunakan dana yang dihasilkan dari pajak tersebut disalurkan untuk membangun tembok yang ia janjikan. Wali kota Ciudad Juarez, Armando Cabada mengecam gagasan pajak mobil yang melintasi perbatasan.
Cabada mengatakan Trump hanya ingin meraih dukungan pada pemilihan bulan November mendatang. Menurutnya, gagasan itu menunjukkan frustasinya Trump untuk mendapatkan dukungan.
"Ini isu yang memberinya suara pada pemilihan sebelumnya dan sekarang ia menggunakannya lagi, ini perilaku yang frustasi, untuk mengamankan pemilih yang sama," kata Cabada, Kamis (20/8).
Kota yang Cabada pimpin terletak di seberang kota El Paso, Texas. Berdasarkan data Badan Statistik Transportasi AS tahun lalu ada 73 juta mobil yang melintasi perbatasan AS-Meksiko. Rata-rata 200 ribu mobil per hari.
Gagasan itu Trump sampaikan dalam pidatonya di Yuma, Arizona. Dalam kesempatan itu ia berjanji Meksiko '100 persen' yang akan membayar tembok perbatasan tersebut.
"Mereka akan membayar di perbatasan, mobil yang melintas, kami akan menarik bea masuk," kata Trump.
Warga kota Cuidad Juarez, Hector Escobado menuduh Trump salah mengartikan rencana tersebut. Ia mengatakan daripada memaksa Meksiko membayar, bea masuk justru akan membebani warga AS seperti dirinya.
"Banyak dari kami warga AS yang tinggal Meksiko sini dan hampir setiap hari bolak-balik, ia akan menagih kami," kata Escobado.
Ribuan warga Meksiko dan dwi-kenegaraan menyeberang ke AS setiap hari. Termasuk mereka pekerja esensial yang membantu rumah sakit-rumah sakit AS selama pandemi virus corona.
Dalam pidatonya Selasa (18/8) lalu, Trump juga menekankan kembali ancamannya untuk mengenakan pajak pada remitansi jutaan orang Meksiko yang tinggal di AS. Remitansi dari AS ke Meksiko pada Juni lalu mencapai 3,54 miliar dolar AS.