REPUBLIKA.CO.ID, Mexico City - Pihak Meksiko mengatakan kepada Moskow pada Rabu (19/8) bahwa negara itu ingin melakukan pengujian tahap 3 pada vaksin virus corona buatan Rusia.
Pengujian akan dilakukan sebagai bagian dari upaya intensif negara Amerika Latin itu untuk mengamankan pasokan awal obat yang efektif untuk mengendalikan pandemi.
Setelah melakukan pertemuan dengan Duta Besar Rusia untuk Meksiko Viktor Koronelli, Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard mengatakan di Twitter bahwa ia telah menyatakan minat negaranya untuk melakukan uji coba skala besar pada manusia "untuk mendapatkan vaksin secepat mungkin bagi Meksiko."
Rusia telah memproduksi gelombang pertama vaksin baru buatannya, memberikan persetujuan sebelum pengujian dilakukan --dengan biasanya melibatkan ribuan peserta.
Uji coba tahap 3 biasanya dianggap sebagai langkah penting bagi vaksin sebelum mendapatkan persetujuan dari badan pengatur. Pembuatan vaksin telah menjadi perlombaan di antara negara-negara besar untuk berebut pengaruh dan prestise.
Sementara itu, negara-negara berkembang berusaha memastikan bahwa obat akan didistribusikan secara adil. Vaksin Rusia, dinamai Sputnik V sebagai penghormatan bagi satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin, adalah yang pertama diproduksi di dunia.
Sputnik V akan diluncurkan pada akhir bulan ini. Presiden Rusia Vladimir Putin telah meyakinkan publik bahwa vaksin tersebut itu aman.
Mitranya dari Meksiko, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, mengatakan, awal pekan ini bahwa ia akan secara sukarela menjadi orang pertama yang mencoba vaksin Rusia jika vaksin itu terbukti efektif.
Meksiko sudah menyatakan setuju untuk membantu pembuatan sebuah kandidat vaksin, yang sedang dikembangkan oleh AstraZeneca Inggris dan Universitas Oxford, untuk memasok pasar Amerika Latin.
Negara itu juga bersiap melakukan uji coba tahap akhir untuk perusahaan AS Johnson & Johnson dan dua perusahaan Cina.