Jumat 21 Aug 2020 06:43 WIB

Bertemu Menlu China, Retno Marsudi Minta Usut Kasus ABK WNI

Sejumlah ABK WNI meninggal di kapal ikan berbendera China

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi di Sanya, China, Kamis (20/8) waktu setempat.
Foto: Dok Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi di Sanya, China, Kamis (20/8) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, SANYA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan State Councillor atau Menlu China Wang Yi di Sanya, Provinsi Hainan, China, Kamis (20/8). Dalam pertemuan tersebut Menlu Retno membahas berbagai macam isu termasuk isu Anak Buah Kapal (ABK) berwarga Indonesia yang diduga mendapatkan perlakuan tidak manusiawi di kapal berbendera China.

"Saya sampaikan kembali concern RI mengenai masih terjadinya kasus-kasus yang menimpa ABK Indonesia yang bekerja di kapal-kapal ikan China," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media secara daring, Kamis malam.

Baca Juga

Menlu Retno menekankan kepada Menlu Wang Yi bahwa isu tersebut bukan lagi merupakan isu antara swasta. Namun, isu tersebut sudah memasuki ranah pemerintah yang sudah harus terlibat.

"Hal ini jelas untuk memastikan bahwa pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan ini tidak terjadi di masa mendatang," kata Menlu Retno. Selain itu, Indonesia juga meminta kerja sama untuk pendampingan hukum, Mutual Legal Assistance.

Hal itu antara lain karena adanya keperluan saksi warga negara China dan investigasi transparan untuk tuduhan perdagangan manusia di kapal Long Xin 629. Retno mengatakan, permintaan itu ditanggapi dengan positif oleh Menlu Wang Yi.

Pembicaraan isu itu adalah sebagai bentuk tindak lanjut dan penegasan dari pembicaraan serupa yang telah dilakukan sebelumnya secara virtual antara kedua menlu. Pada pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan keprihatinan Indonesia yang sangat mendalam atas terulangnya kasus yang menimpa ABK kapal Indonesia di kapal berbendera China. Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno meminta China agar melakukan penyelidikan secara menyeluruh termasuk penegakan hukum kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab. 

Sebelumnya, ABK WNI menjadi sorotan usai munculnya video dugaan pelarungan jenazah ABK di sebuah kapal penangkap ikan China beberapa bulan lalu. Kasus itu pertama muncul melalui laporan media Korea Selatan (Korsel).

Pada Desember 2019 dan Maret 2020, di kapal Long Xing 629 dan Long Xing 604,  ada kematian tiga awak kapal WNI saat sedang berlayar di Samudera Pasifik. Kapten kapal menjelaskan bahwa keputusan melarung jenazah karena kematian disebabkan penyakit menular dan hal itu berdasarkan persetujuan awak kapal lainnya. Pada 8 Mei, 14 ABK WNI yang bekerja di kapal China telah kembali ke Tanah Air.

Selain itu, yang terbaru adalah kematian ABK berwarga negara Indonesia di kapal berbendera China. Pada Juni dan Mei, empat ABK WNI meninggal dunia di dua kapal China, yakni Han Rong 363 dan Han Rong 368. Pada Juli, jenazah mereka dilarung ke laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement