Ahad 23 Aug 2020 02:55 WIB

Komitmen 10 Juta Vaksin UEA untuk Indonesia 

Saat ini, G42 telah menjalin kerja sama dengan Kimia Farma untuk vaksin. 

Rep: Fergi Nadira / Red: Agus Yulianto
Kunjungan resmi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke Abi Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (22/8)
Foto: Kementerian Luar Negeri RI
Kunjungan resmi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke Abi Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (22/8)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi bersama Menteri BUMN Erick Thohir telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Abdullah bin Zayed dan Menteri energi dan infstruktur UEA Suhel al-masru serta perusahaan farmasi UEA di Abu Dhabi, Sabtu (22/8). Pertemuan tersebut membahas berbagai isu, terutama soal vaksin dengan perusahaan UEA G42.

"G42 berkomitmen untuk penyediaan awal vaksin sebesar 10 juta dosis untuk tahun 2020 kepada Indonesia" ujar Menlu Retno dalam pengarahan media, Sabtu (22/8) malam.

Dia mengatakan, akan ada pembicaraan lanjutan antara PT Kimia Farma dengan G42 mengenai hal-hal yang lebih rinci terkait dengan komitmen tersebut. Untuk diketahui, G42 adalah perusahaan teknologi kesehatan UEA berbasis artifisial intelijen yang secara aktif terlibat dalam penelitian pengembangan dan distribusi aplikasi pengujian dan perawatan Covid-19. 

Saat ini, G42 telah menjalin kerja sama dengan Kimia Farma untuk vaksin. Sementara dengan Indofarma masih dalam masa penjajakan. "Kerja sama tersebut terkait test kit menggunakan teknologi laser dan artifisial intelijen untuk mendeteksi virus Covid-19," ujar Menlu Retno.

"Teknologi ini kita nilai akan dapat membantu tracing secara lebih cepat dan tentunya akan membantu mendukung kegiatan ekonomi yang aman," ujarnya menambahkan.

Selain itu, kedua meneri dengan pihak UEA membahas kerja sama yang lebih strategis untuk jangka panjang. Retno menyontohkan penelitian bersama dengan menggunakan artifisial intelijen yang tidak saja untuk mendeteksi Covid-19, namun juga penyakit lainnya. 

"Kemudian kerja sama untuk distribusi produk farmasi Indonesia di pasar-pasar Timur Tengah, Afrika dan wilayah lainnya, dan pihak G42 menanggapi secara positif usulan tersebut dan akan melanjutkan komunikasi dan bahkan akan berkunjung ke Indonesia segera mungkin," ujar Menlu Retno.

Sebagai hasil pertemuan tersebut Menlu Retno dan Menteri Erick menyaksikan pertukaran dokumen kerja sama yang telah ditandatangani. Pertama, nota kesepahaman antara PT Kimia Farma dengan G42 Health Care of Holding LTD tentang kerja sama pengembangan produ- produk vaksin pasif.

"Kerja dama tersebut dengan cakupan kerja sama di bidang produk farmasitikal, termasuk tipe pelayanan kesehatan, riset dan pengembangan, serta produksi vaksin serta pemasaran dan distribusinya," ujar Menlu Retno.

Sementara itu, nota kesepahaman yang kedua yakni antara PT Indofarma dengan G42 Health Care of Holding LTD tentang kerja sama kesehatan dengan cakupan kerja sama di bidang penelitian, pengembangan, produksi dan distribusi teknologi berbasis laser dan artifisial intelijen untuk skrining Covid-19.

Dalam hal ini, Indonesia juga mengirimkan satu tim reviewer untuk melakukan pemantauan dari dekat pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap kandidat vaksin kerjasama G42 dengan Sinopharm. Retno berharap kerja sama segitiga antara Indonesia, G42, dan Sinopharm juga secara prinsip menuju sepakat. 

"kerja sama di dalam konteks pemantauan uji klinis tahap ketiga terhadap kandidat vaksin hasil kerja sama Sinopharm dan G42 ini sangat penting artinya bagi pengembangan kerja sama vaksin ke depan," ucap Menlu Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement