REPUBLIKA.CO.ID Dukungan Amerika Serikat terhadap Israel telah berlangsung sejak negara itu berdiri yang diarsiteki Inggris, didukung Amerika Serikat dan PBB. Salah satu contoh kasus yang menggambarkan kenyataan ini adalah peristiwa yang terjadi 1947, saat terjadi tarik-ulur kelahiran negara Israel.
Kala itu, Presiden Amerika Serikat dijabat Harry S Truman. Ia memberikan pernyataan yang sedikit mendukung perjuangan rakyat Palestina. Bahkan, lewat salah seorang pejabat Gedung Putih muncul pernyataan agar Amerika Serikat tidak melupakan dan mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Hanya menunggu hitungan jam saja, seluruh jaringan kerja Yahudi melancarkan protes kepada Gedung Putih. Bahkan mereka mengancam akan melakukan sesuatu agar Truman terjungkal dalam pemilihan Presiden AS mendatang.
Dan, hanya dengan begitu semua keputusan berubah. Harry S Truman dari Partai Demokrat 180 derajat mengubah haluan kebijakan pemerintahan Amerika Serikat, menjadi sangat mendukung berdirinya negara Israel yang langsung disambut meriah oleh orang-orang Yahudi di seluruh dunia.
Dukungan ini mendapat sebuah balasan kunjungan dari seorang pemimpin rabi Israel dan menyatakan pada Truman, ''Tuhan telah meletakkan engkau di rahim ibumu, agar engkau menjadi alat untuk menghidupkan kembali Israel setelah 2000 tahun silam,'' ujar sang rabi.
Di hari Pemilihan Presiden, Harry S Truman mengantongi 74 persen suara komunitas Yahudi di Amerika Serikat. Sekali lagi menunjukkan bahwa berkat lobi Israel mengantarkannya duduk di singgasana Amerika Serikat Maka jangan heran, jika seorang Perdana Menteri Israel begitu berkuasa penuh atas presiden-presiden Amerika Serikat dalam mengambil keputusan yang terkait dengan Israel-Palestina bahkan masalah Timur Tengah. Hingga kini, kita tidak akan kesulitan menemukan bahwa sesungguhnya Amerika Serikat adalah budak Israel.