REPUBLIKA.CO.ID, OVIEDO -- Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengatakan tentara akan dikerahkan untuk membantu pemerintah daerah memerangi peningkatan infeksi virus corona, Selasa (25/8). Pemerintah pusat akan menyediakan 2.000 tentara ke wilayah paling terdampak untuk pelacakan kontak pasien Covid-19.
"Datanya tidak bagus. Situasinya mengkhawatirkan. Tapi kita tidak bisa membiarkan pandemi mengambil alih hidup kita lagi. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi," ujar Sanchez dikutip dari Anadolu Agency.
Spanyol mengalami lonjakan dalam kasus Covid-19 dengan 7.117 tes positif pada Selasa. Menanggapi kondisi itu, perdana menteri meminta tentara untuk membantu daerah tertinggal dalam pelacakan kontak.
Sanchez akan menyerahkan kekuasaan pembuatan keputusan kesehatan masyarakat kepada 19 pemerintah daerah negara itu. Dia akan mendukung pemerintah daerah jika mereka ingin mengumumkan keadaan darurat tingkat lokal.
Pemerintah pusat masih belum bertemu dengan pemerintah daerah untuk membahas rencana pembukaan sekolah. Namun, Sanchez mengharapkan sekolah dibuka kembali secara nasional dalam beberapa minggu ke depan.
"Tahun ajaran seharusnya dimulai dengan normal, itu adalah peta jalan dan tidak ada alternatif lain," kata Sanchez menekankan keputusan itu harus melakukannya dengan aman.
Institut Kesehatan Global Harvard merekomendasikan untuk tidak membuka kembali sekolah sampai penularan lokal turun di bawah 25 kasus per 100.000 selama tujuh hari terakhir. Hanya satu wilayah di Spanyol yang memenuhi ambang tersebut dengan rata-rata nasional adalah 90 kasus per 100.000 selama seminggu terakhir. Di Madrid, wilayah yang terkena dampak terparah jumlah kasus mencapai 213.
Menurut angka resmi pemerintah, selama dua minggu terakhir, 81.423 kasus baru Covid-19 telah dikonfirmasi, dan dalam 24 jam terakhir lebih dari 900 pasien baru telah dirawat di rumah sakit. Jumlah total kematian naik 52 pada Selasa, menjadikan total korban meninggal yang dikonfirmasi menjadi 28.924 orang.