REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Panglima militer Filipina, Cirilito Sobejana, mengatakan dua pelaku bom bunuh diri di Provinsi Sulu adalah perempuan. Sobejana menerangkan kedua pelaku bertanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan 16 orang dan melukai 78 lainnya.
Kedua perempuan itu dikonfirmasi adalah istri dari pelaku bom bunuh diri dari Filipina, Norman Lasuca dan Talha Jumsah alias Abu Talha, seorang ahli bom yang bertugas sebagai penghubung antara ISIS dan Grup Abu Sayyaf. Lasuca dan seorang komplotannya berada di balik serangan terhadap kamp sementara unit kontraterorisme militer di kota Indanan, provinsi Sulu pada 28 Juni tahun lalu. Sedangkan Jumsah tewas dalam operasi militer di provinsi yang sama pada November.
Sobejana mengatakan dua perempuan tersebut berstatus sebagai buron. Keduanya sedang dalam pengejaran oleh empat perwira intelijen militer yang dibunuh oleh anggota polisi Jolo pada 29 Juni. Akibatnya, tersangka lolos dari pengawasan.
"Kesempatan itu telah disia-siakan dan menghasilkan ini (insiden pemboman di Sulu). Banyak warga sipil dan rekan kami yang tewas," ujar Sobejana dilansir Arab News, Rabu (26/8).
Sobejana mendesak diberlakukannya darurat militer di Provinsi Sulu setelah serangan dua bom pada Senin (24/8), untuk mengendalikan situasi agar kembali normal. Namun dia tidak menjelaskan berapa lama status darurat militer diberlakukan di wilayah tersebut.
“Situasi mengharuskannya untuk lebih mengontrol populasi, untuk mengembalikan keadaan normal di daerah tersebut. Jika tidak, itu akan menjadi hal yang berulang, mengorbankan penduduk setempat. Tujuannya agar semuanya terkontrol, terutama pergerakan kelompok teror," ujar Sobejana.
Panglima militer Mindanao Barat, Corleto Vinluan, mengatakan ledakan pertama yang terjadi di dekat sebuah truk militer yang diparkir di luar toko kelontong dan toko komputer telah menewaskan empat tentara, empat warga sipil, dan seorang polisi. Para tentara tersebut dilaporkan sedang melakukan operasi keamanan di daerah itu saat terjadi ledakan.
Satu jam kemudian, ketika pihak berwenang masih menyelidiki serangan bom di tempat kejadian, terjadi ledakan lain sekitar 100 meter dari lokasi pertama. Ledakan kedua menimbulkan lebih banyak korban, termasuk seorang perempuan yang melakukan bom bunuh diri.
Berdasarkan laporan terakhir, 16 orang tewas dalam ledakan tersebut termasuk tujuh tentara tentara, satu polisi, enam warga sipil, dan dua tersangka pelaku bom bunuh diri. Sebanyak 78 orang diyakini terluka termasuk 24 tentara, enam polisi, dan 48 warga sipil. Komandan Satgas Gabungan Sulu, William Gonzales, mengatakan beberapa korban adalah anak-anak.