REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Perdana Menteri Maroko Saad Dine El Otmani menarik kembali pernyataannya yang menyebut tidak akan menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada Selasa (25/8). Hal ini diketahui saat Otmani menyampaikan komentar kepada situs berita berbahasa Prancis, Le360, yang dikutip Israel National News.
Kepada media tersebut, Otmani mengatakan bahwa pernyataannya pada akhir pekan lalu yang menentang normalisasi hubungan dengan Israel itu dibuat dalam kapasitasnya sebagai pemimpin partai Islam Partai Pembangunan dan Keadilan (PJD), dan bukan sebagai perdana menteri.
Otmani juga menjelaskan bahwa dia baru saja menduduki kembali posisi partainya yang telah lama dipegang dan tidak berkomentar lebih lanjut tentang masalah normalisasi hubungan dengan Israel. Komentar El Otmani ini disampaikan menyusul kesepakatan antara UEA dan Israel untuk menormalisasi hubungan diplomatik.
Maroko dan Israel mengumumkan pembukaan kantor penghubung bilateral pada tahun 1994. Namun kemudian kantor-kantor tersebut ditutup pada tahun 2000 karena gelombang kekerasan yang dikenal sebagai "Intifada Kedua".
Setelah itu Maroko menjejakkan langkahnya yang mendukung Otoritas Palestina. Rabat mendukung langkah sepihak Otoritas Palestina untuk mendapatkan status pengamat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2012.
Awal tahun ini, dilaporkan juga bahwa Israel dan AS sedang membahas kesepakatan yang akan membuat AS mengakui kedaulatan Maroko di Sahara Barat sehingga Maroko bakal mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.