REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Duta Besar RI untuk Korea Utara Berlian Napitupulu, mempromosikan daya tarik budaya, pariwisata dan alam Indonesia dari Sumatra hingga Papua kepada sejumlah diplomat asing di Pyongyang, Korea Utara.
Lima orang diplomat dari Bulgaria, Ceko, Polandia, dan Romania di Pyongyang berkunjung ke Galeri Budaya dan Wisata Indonesia di kompleks KBRI di Pyongyang Korea Utara pada Rabu (26/8), menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (27/8).
"Teman-teman terhormat, selamat datang di galeri mini Indonesia di Kedutaan Besar Indonesia ini. Saya akan menggunakan kesempatan ini untuk mengajak teman-teman mengelilingi Indonesia secara singkat dengan menyaksikan poster, gambar, artefak, kain dan pakaian tradisional dan alat musik serta video display yang ada di galeri mini ini," kata Dubes Berlian Napitupulu saat menyambut kunjungan para diplomat asing tersebut.
Pada kesempatan itu, Dubes RI menjelaskan kepada para diplomat asing itu bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.504 pulau, dengan luas daratan 1,9 juta kilometer (km) persegi, serta luas lautan 5,3 juta km persegi dan terbagi dalam tiga zona waktu berbeda.
"Indonesia memiliki 400 gunung, 100 di antaranya gunung dan sumber daya alam yang sangat kaya. Indonesia berada di garis khatulistiwa dan memiliki hutan tropis nomor dua terbesar di dunia setelah Brazil," ujar dia memaparkan.
Dia menjelaskan bahwa dari segi budaya, Indonesia adalah negara yang paling beragam dan majemuk di dunia dengan 1.340 suku dan 1.100 bahasa.
"Kami bangga kepada para pendiri bangsa Indonesia yang sepakat membentuk satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa yaitu Indonesia padahal ada begitu banyak suku dan bahasa," tutur Dubes Berlian.
Kepala Perwakilan Bulgaria di Pyongyang Varban Benishev bertanya tentang cara orang Indonesia yang berbeda suku, bahasa, dan budaya bisa bersatu. Dubes Berlian mengaku bersyukur bahwa para pendiri negara Indonesia sepakat menggunakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebagai bahasa nasional demi persatuan Indonesia.
Sementara Kepala Perwakilan Polandia Andrzej Sikorski bertanya mengenai pemilihan lokasi ibu kota Indonesia yang baru. Dubes Berlian menjelaskan kepada Sikorski bahwa Pemerintah Indonesia berencana memindahkan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur karena letaknya yang sangat strategis di tengah kepulauan Indonesia dan dekat dengan beberapa negara lain, seperti Malaysia, Filipina, dan China. Selain itu, tidak ada gunung berapi di Pulau Kalimantan.
Para diplomat asing di Pyongyang itu juga mendapat penjelasan mengenai keunikan dan keunggulan beberapa tempat utama wisata Indonesia, yaitu Danau Toba, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Semeru, Bali, Bunaken, dan Raja Ampat. Para diplomat negara Uni Eropa tersebut juga menyaksikan video singkat mengenai kegiatan budaya yang menarik di Indonesia, antara lain Loncat Batu di Nias dan Tari Kecak Bali.
Usai kunjungan ke Galeri Mini Budaya dan Wisata Indonesia, Dubes Berlian mengajak para tamu ke gedung utama KBRI Pyongyang untuk pertandingan persahabatan tenis meja antara empat kedutaan besar. Kunjungan para diplomat negara sahabat tersebut ditutup dengan menyantap panganan kecil khas Indonesia, yaitu Lumpia dan Dadar Gulung, serta meminum kopi Indonesia. Para kepala perwakilan asing tersebut menyatakan sangat senang dan terkesan karena mendapat kesempatan untuk mengunjungi Galeri dan Kedutaan Besar Indonesia serta menikmati makanan dan kopi Indonesia serta mendapat oleh-oleh kopi dan tumbler berlogo KBRI dan Batik Indonesia.