REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman pada Rabu memperpanjang peringatan perjalanannya untuk negara-negara non-Uni Eropa (UE) dan non-Schengen di tengah pandemi Covid-19 yang terus berlanjut.
Sebelumnya berlakuk hingga 31 Agustus, kini diperpanjang hingga 14 September, ungkap juru bicara pemerintah lrike Demmer. Andrea Sasse, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, juga mengatakan sulit untuk membuat prediksi tentang pandemi, menambahkan bahwa situasi ini akan dievaluasi kembali pada pertengahan September, ketika masa liburan musim panas berakhir.
Saat situasi berubah, peringatan untuk beberapa negara atau wilayah bisa berubah, imbuh Sasse. Pada Maret, Berlin mengeluarkan peringatan perjalanan global bagi warganya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke luar negeri karena wabah tersebut, bersama dengan pembatasan perjalanan udara internasional.
Tiga bulan kemudian, Jerman mencabut peringatan perjalanannya hanya untuk negara-negara UE dan Schengen, tetapi memperpanjangnya untuk semua negara lain hingga akhir Agustus. Pada 4 Agustus negara itu mencabut sebagian peringatan perjalanan virus korona untuk Turki, memberi lampu hijau kepada warganya untuk melakukan liburan musim panas di tujuan populer seperti Antalya, Izmir, Fethiye, dan Aydin.
Secara terpisah, Berlin pada Rabu juga membatalkan pembatasan virus corona yang ditetapkan pada Sabtu di tengah meningkatnya jumlah kasus. Setelah pelonggaran pembatasan, dalam beberapa minggu terakhir Jerman mengalami peningkatan kasus Covid-19. Robert Koch Institute melaporkan 1.576 kasus baru pada Rabu.
Sejak awal wabah virus corona, setidaknya 236.429 orang di Jerman terinfeksi virus itu, dengan jumlah kematian mencapai 9.280 jiwa, kata lembaga itu pada Rabu.