REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki disebut telah memberikan paspor kepada belasan anggota Hamas di Istanbul. Kabar itu muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan para pemimpin Hamas pekan lalu.
Chargé d’affaires di Kedubes Israel di Turki Roey Gilad mengungkapkan pihaknya memiliki bukti bahwa Pemerintah Turki telah memberikan paspor dan kartu identitas kepada belasan anggota Hamas. "Ada yang dalam proses, ada yang sudah mendapat (dokumen), tapi kita bicarakan sekitar belasan," ucapnya pada Rabu (26/8).
Dia mengatakan telah memiliki satu dokumen yang akan diserahkan ke pemerintah dalam bentuk salinan. Menurutnya, anggota Hamas yang menerima paspor dan kartu identitas dari Turki mendanai serta mengatur kegiatan terorisme di Istanbul. Banyak dari mereka datang ke Turki berdasarkan kesepakatan 2011 antara Turki dan Israel untuk menukar seorang tentara Israel yang ditangkap dengan lebih dari seribu tahanan.
"Dilihat dari pengalaman terakhir yang kami miliki dengan menyajikan portofolio yang baik kepada pemerintah dan tidak mendapat jawaban, saya harus mengatakan saya tidak memiliki harapan besar bahwa sesuatu akan dilakukan kali ini," ujar Gilad.
Kementerian Luar Negeri Turki belum memberikan komentar terkait kabar tersebut. Pada Sabtu pekan lalu, Erdogan melakukan pertemuan dengan delegasi Hamas, termasuk Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh dan komandan militer Hamas Saleh al-Arouri. Amerika Serikat (AS) mengecam Pemerintah Turki karena telah menjamu dan melangsungkan pembicaraan dengan Hamas.
AS telah melabeli Hamas sebagai kelompok teroris. Ia bahkan menjanjikan ganjaran sebesar lima juta dolar AS bagi siapa pun yang berhasil membunuh al-Arouri.