REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunduran diri Ketua Partai Komunis China (CPC) di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Provinsi Hubei, Cai Li memunculkan beragam spekulasi. Di balik ketidakjelasan pengunduran diri perempuan tersebut, sejumlah media di China yang dipantau Antara, Jumat, memunculkan spekulasi beragam, termasuk kaitannya dengan kematian enam staf medis rumah sakit itu.
Banyak staf medis Rumah Sakit Wuhan yang meninggal dunia selama pandemi Covid-19 berlangsung. "Pihak rumah sakit yang banyak terdapat staf medis termasuk dokter spesialis mata Li Wenliang mengorbankan nyawa mereka dalam memerangi Covid-19 itu menggelar pertemuan internal pada Kamis (28/8)," demikian laporan thepaper.cn.
Dengan mengutip beberapa staf rumah sakit itu, laman berita tersebut melaporkan bahwa Cai tidak akan lagi menjabat Ketua CPC yang ditugaskan di rumah sakit tersebut. Meskipun demikian, banyak warganet di China yang menganggap Cai diganti karena tidak becus dalam memberikan perlindungan kepada para staf medisnya pada masa-masa awal Covid-19 mewabah.
"Pengumuman sesederhana itu bahwa dia tidak lagi memegang jabatan tidak cukup untuk menjawab keingintahuan publik," demikian seorang karyawan Rumah Sakit Pusat Wuhan yang berharap penjelasan lebih lanjut tentang tugas Cai seperti dikutip Global Times.
Jabatan Cai selanjutnya diisi oleh Wang Wenhua, mantan Sekretaris CPC di Rumah Sakit Paru-Paru Wuhan. Wang ditunjuk sebagai Deputi Direktur Komisi Kesehatan Kota Wuhan oleh pemerintah daerah setempat pada April.
Wang telah menunjukkan dedikasinya di garda terdepan pemberantasan Covid-19 dan terlibat dalam pembangunan rumah sakit sementara Huoshenshan pada akhir Januari untuk mengatasi wabah tersebut.
Sementara itu, Caixin melaporkan bahwa Cai Li telah diberhentikan dari struktur kepengurusan partai berkuasa di China tersebut. Pemecatan Cai terjadi hampir tiga bulan setelah kematian dokter ahli mata Hu Weifeng akibat Covid-19 pada 2 Juni.
Hu merupakan dokter keenam di Rumah Sakit Pusat Wuhan yang meninggal akibat Covid-19 setelah Li Wenliang selaku dokter ahli mata yang pertama kali mengungkapkan adanya virus baru tersebut pada 7 Februari.Dokter lain yang meninggal yakni Jiang Xueqing (1 Maret), Mei Zhongming (3 Maret), Zhu Heping (9 Maret), dan Liu Li (20 Maret).