Senin 31 Aug 2020 00:53 WIB

Inggris Disebut akan Naikkan Pajak Atasi Kebocoran Ekonomi

Inggris dikabarkan akan naikkan pajak demi atasi kebocoran pengeluaran karena pandemi

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Inggris dikabarkan akan naikkan pajak demi atasi kebocoran pengeluaran karena pandemi. Ilustrasi.
Inggris dikabarkan akan naikkan pajak demi atasi kebocoran pengeluaran karena pandemi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua surat kabar Inggris melaporkan Kementerian Keuangan negara itu sedang menyusun rencana untuk menaikkan pajak. Kebijakan ini menjadi salah satu upaya untuk menutupi kebocoran pengeluaran yang disebabkan pandemi Covid-19.

Pada Ahad (30/8) surat kabar Sunday Telegraph melaporkan kenaikan pajak ini membuat pemerintah dapat menerima pemasukan sebesar 20 miliar poundsterling per tahun. Rencana ini akan disampaikan dalam rapat anggaran pada November mendatang.

Baca Juga

Koran Sunday Times melaporkan pemerintah sedang menyusun rencana 'penggerebekan pajak'. Pemerintah akan menarik 30 miliar pounds dari pajak kekayaan, bisnis, uang pensiun, dan bantuan negara asing.

Sunday Times menambahkan pemerintah juga berencana untuk meningkatkan pendapatan pajak modal dan pajak perusahaan. Surat kabar itu melaporkan Menteri Keuangan Rishi Sunak mempertimbangkan proposal meningkatkan pajak perusahaan dari 19 persen menjadi 24 persen.

Langkah tersebut menambah pemasukan pajak perusahaan sebesar 12 milar pada tahun depan atau bertambah 17 miliar pada periode pajak tahun 2023 hingga 2024. Kementerian Keuangan belum menanggapi permintaan komentar.

Data bulan ini menunjukkan langkah pemerintah Inggris untuk memulihkan perekonomian yang terpukul pandemi virus corona meningkat pesat. Namun utang pemerintah bertambah 2 triliun pound dan masih ada kekhawatiran angka pengangguran di masa mendatang meningkat.

Setelah menyusut 20 persen pada kuartal kedua tahun ini, perekonomian Inggris masih melalui proses pemulihan yang panjang. Inggris mulai menerapkan karantina nasional pada Maret lalu. Toko-toko di negara itu baru dibuka pada 5 Juni sementara bar dan restoran dibuka pada 4 Juli.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement