REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan, anak muda cenderung memiliki gejala Covid-19 yang lebih ringan. Tetapi itu tidak selalu terjadi, karena ada beberapa dari mereka yang sakit parah hingga meninggal.
Untuk itu, ia mengajak generasi muda saat ini juga kritis dalam menghadapi pandemi ini. Beberapa di antaranya dengan tindakan, sikap, dan kepemimpinan mereka dalam mencegah penyebaran Covid-19.
"Penting untuk terus mengambil semua tindakan pencegahan yang dianjurkan, jaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, dan menimbang risiko sebelum pergi keluar," ujar Maria dilansir dari Aljazirah.
Anak muda harus ikut serta dalam pencegahan penyebaran, menghindari keramaian, dan tak melakukan kontak fisik. Di saat teknologi tetap dapat menghubungkan komunikasi untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga.
Pandemi ini juga telah melahirkan berbagai inisiatif dan inovasi bagi anak muda untuk mencegah penyebaran Covid-19. WHO telah bekerja sama dengan sejumlah kelompok yang menyampaikan pesan positif dan meminimalkan risiko infeksi.
Pada Maret lalu, mahasiswa kedokteran dari lebih dari 100 negara meluncurkan gerakan daring secara global, yaitu #MoreViralThanTheVirus (MVTTV). Untuk memerangi misinformasi Covid-19 dalam lebih dari 50 bahasa dan untuk memberdayakan anak muda.
Inisiatif ini telah menjangkau lebih dari 1,5 juta orang dan terus bertambah. Gerakan tersebut juga bertujuan untuk mendidik anak muda perihal pandemi ini.
"Untuk mendidik rekan-rekan kami (anak muda) tentang pesan-pesan utama WHO, mengatasi kekhawatirkan kaum muda dan memperbaiki informasi yang salah dan disinformasi di antara kelompok usia kami yang berbeda," pendiri tagar MVTTV Ian Soh.
"Tidak diragukan lagi, ini memang masa-masa sulit bagi semua orang, tetapi pada dasarnya ini juga merupakan kesempatan bagi kita semua untuk menyatukan upaya kita."