REPUBLIKA.CO.ID -- Turki akan memasok gasnya sendiri pada 2023 ketika negara itu merayakan hari berdirinya Republik Turki yang ke-100 tahun, kata menteri energi negara itu pada Jumat (28/8) lalu. Pada hari yang sama, Presiden Turki juga mengumumkan penemuan cadangan gas alam besar di Laut Hitam.

Pernyataan Fatih Donmez itu muncul setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa sekitar 320 miliar meter kubik cadangan gas alam ditemukan pada 20 Juli oleh kapal pengeboran Turki Fatih di lepas pantai Laut Hitam, yang digambarkan oleh Erdogan sebagai penemuan gas alam terbesar dalam sejarah Turki.

“Kami akan melanjutkan eksplorasi seismik di area tambahan seluas 6.000 kilometer persegi,” kata Donmez menambahkan bahwa ladang baru akan dibor di daerah itu, seperti dilansir dari Anadolu Agency.

Menggambarkan penemuan itu sebagai "tonggak sejarah" bagi Turki, Donmez mengatakan cadangan gas alam baru telah ditemukan pada pengeboran laut yang ke-9. Dia mengingatkan bahwa pada tahun 1970-an, Inggris hanya dapat menemukan sumber daya alam pada percobaan yang ke-150 dan Norwegia pada yang ke-30.

Donmez mengatakan penemuan itu terjadi setelah hanya 14 bulan eksplorasi seismik terperinci di wilayah seluas hampir 2.000 kilometer persegi. Dia menjelaskan, pengeboran dilakukan hingga kedalaman 3.500 meter di bawah permukaan laut dan diperkirakan akan ada lebih banyak cadangan gas, pengeboran 1.000 meter selanjutnya akan dilanjutkan sejalan dengan data seismik yang diperoleh.

Dia mengungkapkan kandungan gas yang dianggapnya penting itu berkualitas tinggi di ladang yang baru ditemukan seluas sekitar 250 kilometer persegi itu. Penemuan sumber gas di Laut Hitam dapat mengurangi ketergantungan Turki pada impor energi dan memicu perubahan kontrak gas dengan Rusia, Iran, dan Azerbaijan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika