Senin 31 Aug 2020 14:23 WIB

Jepang Janjikan Aliansi Berkelanjutan dengan AS

Aliansi Jepang-AS berlanjut meskipun Shinzo Abe mengundurkan diri

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Akasaka Palace, Senin (6/11).
Foto: Kiyoshi Ota/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Akasaka Palace, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa penguatan aliansi kedua negara akan dipertahankan. Juru bicara pemerintahan Jepang menegaskan, kondisi itu akan tetap berjalan meski Abe telah melepaskan masa jabatannya, Senin (31/8).

"Dia ingin Presiden Trump yakin karena kebijakan yang mendukung aliansi Jepang-AS akan tetap tidak berubah," kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet, Akihiro Nishimura.

Baca Juga

Nishimura berbicara kepada wartawan setelah panggilan telepon selama 30 menit antara Abe dan Trump pada Senin pagi di Jepang.  Abe mengatakan kepada Trump bahwa Jepang ingin bekerja sama secara erat dengan AS karena sedang menyusun strategi pertahanan rudal baru. 

Jepang pada Juli mengambil langkah untuk memperoleh senjata yang dapat menyerang Korea Utara. Keputusan itu terjadi setelah komite partai yang berkuasa menyetujui proposal untuk mempertimbangkan kemampuan serangan guna menghentikan serangan rudal balistik.

Sedangkan, juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, bahwa Trump mengatakan kepada Abe bahwa dia telah melakukan pekerjaan yang fantastis. Hubungan antara kedua negara mereka lebih kuat dari sebelumnya.

"Presiden menyebut Perdana Menteri Abe sebagai perdana menteri terbesar dalam sejarah Jepang," kata Deere.

Kantor berita Jiji melaporkan, Partai Demokrat Liberal yang berkuasa akan memberikan suara pada 14 September untuk pemimpin baru menggantikan Abe. Abe mengumumkan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri karena kesehatan yang buruk pada Jumat (28/8). Dia harus harus mengakhiri masa jabatannya sebagai perdana menteri terlama di Jepang akibat pertempuran yang telah lama dengan masalah kolitis ulserativa. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement