REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pembantu utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terbang ke Uni Emirate Arab pada Senin (31/8). Penerbangan itu diperbolehkan melewati wilayah Arab Saudi.
Penerbangan yang membawa delegasi kedua negara itu akan diizinkan untuk terbang di atas wilayah Saudi untuk memotong waktu penerbangan. Sebelumnya, nasib El Al 971 untuk melewati wilayah itu masih belum jelas.
Penasihat senior dan menantu Trump, Jared Kushner, dan penasihat keamanan nasional, Robert O’Brien, mengepalai delegasi AS. Tim Israel dipimpin oleh rekan O’Brien, Meir Ben-Shabbat. Sedangkan, utusan pertahanan Israel akan mengunjungi UEA secara terpisah.
Para pejabat akan mengeksplorasi kerja sama bilateral di berbagai bidang seperti perdagangan dan pariwisata. Perjalanan itu merupakan tindak lanjut dari pengumuman pada 13 Agustus tentang kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA dan Israel.
Pejabat Israel berharap perjalanan dua hari itu akan menghasilkan tanggal pasti untuk upacara penandatanganan di Washington yang dimungkinkan paling awal September. Penandatangan resmi ini akan dilakukan antara Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan.
Pemberian izin penerbangan dari Tel Aviv ke Abu Dhabi ini seperti menunjukkan sikap lunak Saudi, meski Arab Saudi masih menolak permintaan pemerintahan Trump untuk terlibat hubungan dengan Israel.