REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON – Para peretas meningkatkan upaya menumbangkan laman kampanye dan bisnis Presiden AS Donald Trump. Perusahaan yang disewa Trump untuk membentengi laman kampanye, Cloudflare, menyatakan, kini bersiap menghadapi serangan digital lebih besar.
Selama ini, Cloudflare diminta jasanya oleh lembaga bisnis dan lainnya untuk membantu menangkal serangan distributed denial of services (DDoS). Tujuan serangan ini, melumpuhkan laman dengan trafik bak air bah.Pemilu Presiden AS 2020 pada November mendatang, diperkirakan akan diwarnai peretasan, disinformasi, dan campur tangan asing.
Reuters mengungkap surat elektronik internal Cloudflare yang dikirimkan ke manajer senior termasuk CEO Matthew Prince pada 9 Juli, mengungkapkan, jumlah serangan mematikan pada laman-laman Trump meningkat dalam kurun dua bulan.
Serangan mencatatkan rekor pada Juni. Meski demikian, surat elektronik itu tak menyebutkan berapa jumlah serangan pada buan tersebut. ‘’Kian dekat ke pemilu, serangan meningkat baik jumlah maupun kerumitannya,’’ demikian isi surat elektronik itu.
Surat itu juga menyebutkan, serangan berhasil menghentikan akse ke laman-laman yang menjai target meski hanya sekejap. Ini berlangsung antara 15 Maret dan 6 Juni lalu. Cloudfare tak merespons langsung ketika ditanya perihal surat elektronik itu.
Perusahaan ini hanya menyatakan, memang memberikan layanan keamanan bagi laman kampanye Trump. Namun, mereka menolak menjelaskan secara perinci bagaimana mereka mengamankan laman kampanye Trump.
‘’Kami melihat peningkatan serangan siber menargetkan para kandidat. Kami akan terus bekerja untuk meyakinkan serangan ini tak mengganggu pemilu yang jujur dan bebas,’’ demikian pernyataan Cloudflare ketika ditanya mengenai surat elektronik tersebut.
Juru bicara kampanye Trump tak merespons ketika ditanya mengenai peretasan ini. Tim kampanye kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden juga menolak berkomentar mengenai serangan siber. Sementara, juru bicara Trump Organization menegaskan, tak ada laman yang tumbang akibat serangan siber.