Kamis 03 Sep 2020 03:59 WIB

Pandemi Covid-19 Tingkatkan Stres Anak Pengungsi Timteng

Anak-anak terlantar di Timteng menjadi 45 persen lebih stres sejak pandemi Covid-19

Red: Nur Aini
Stres pada anak-anak di Timteng meningkat saat pandemi Covid-19
Foto: abc
Stres pada anak-anak di Timteng meningkat saat pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Selain memiliki efek fisiologis, pandemi virus corona juga meningkatkan level stres di kalangan anak-anak pengungsi yang terlantar di Timur Tengah, menurut lembaga swadaya masyarakat Norwegia pada Selasa (1/9).

Menurut laporan yang dipublikasi oleh Dewan Pengungsi Norwegia, anak-anak terlantar di kawasan tersebut menjadi 45 persen lebih stres sejak pandemi Covid-19 mewabah. Sementara, 88 persen dari anak-anak pengungsi dan terlantar di Suriah, Yaman, Irak dan Yordania dilaporkan sedang mengalami stres karena Covid-19, dan 75 persen mengaku bahwa mereka takut terinfeksi penyakit tersebut.

Baca Juga

"Anak-anak yang terlantar di Yaman memperlihatkan angka kenaikan tertinggi dalam level stres dibanding level sebelum pandemi, dengan kenaikan 65 persen," kata NRC.

"Pandemi juga memaksa kebanyakan anak-anak untuk merawat adiknya, mengambil tanggung jawab orang dewasa yang meniadakan mereka dari masa anak-anak mereka. Ketika ditanya bagaimana mereka menghabiskan waktunya, jumlah tertinggi anak-anak, yakni 42 persen, menjawab mereka menjaga saudara laki-laki dan perempuannya," ujarnya.

"Anak-anak yang sebelumnya mengalami peristiwa traumatik lebih rentan terhadap stres baru. Situasi Covid yang baru mampu menyerupai pengalaman traumatik terdahulu. Itu adalah perasaan yang mengancam kehidupan, kemungkinan masalah kesehatan yang parah dan kematian serta kehancuran," kata Jon-Hakon Schultz, psikolog pendidikan di Universitas Arktik Norwegia.

"Dan perasaan ini mirip dengan yang mereka rasakan selama pemboman, selama melarikan diri, selama masa perang. Jika kita tidak dapat melihat anak-anak kembali ke sekolah, maka mereka akan menderita selama sisa hidupnya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement