Kamis 03 Sep 2020 09:56 WIB

Produsen China Prioritaskan Vaksin Bagi Karyawan dan Tentara

Sinopharm dan CanSino utamakan vaksin bagi karyawan yang harus keluar negeri.

 Seorang pekerja di perusahaan farmasi Sinopharm di Guiyang, Provinsi Guizhou, China. Sinopharm saat ini memiliki kandidiat vaksin Covid-19 yang telah memasuki uji klinis fase III. (ilustrasi)
Foto: EPA/Aleksandar Plavevski
Seorang pekerja di perusahaan farmasi Sinopharm di Guiyang, Provinsi Guizhou, China. Sinopharm saat ini memiliki kandidiat vaksin Covid-19 yang telah memasuki uji klinis fase III. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua produsen vaksin, China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan CanSino Biologics Inc, memprioritaskan pemberian vaksin kepada para karyawan asal China yang sering bepergian ke luar negeri dan personel militer. Sinopharm baru-baru ini menandatangani kesepakatan bersama dengan raksasa teknologi asal China Huawei.

Bisnis Huawei menjangkau lebih dari 170 negara dan wilayah. Lebih dari 200 ribu karyawan Huawei berjuang melawan pandemi di seluruh dunia, termasuk ke negara-negara dan wilayah yang terkena dampak terparah, demikian Direktur Pelayanan Global Huawei Luo Wencheng dikutip media resmi setempat, Kamis (3/9).

Baca Juga

Sesuai kesepakatan tersebut, Sinopharm akan menyediakan sumber daya dan dukungan pelayanan kepada Huawei berupa vaksin dan produk kesehatan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan jiwa 200 ribu karyawan Huawei. Vaksin inaktif yang diproduksi Sinopharm juga akan diberikan kepada para karyawan BUMN China sebelum bertugas ke luar negeri.

Vaksin tersebut sejauh ini terbukti aman dalam uji coba pada manusia. Sinopharm juga menawarkan vaksin gratis kepada pekerja medis di garis terdepan di beberapa rumah sakit milik negara, meskipun masih dalam uji coba tahap akhir.

Sementara itu, produsen vaksin terbesar lainnya CanSino Biologics Inc baru-baru ini mengumumkan bahwa vaksin rekombinan virus corona (Ad5-nCoV) telah diberikan kepada personel militer China yang menjalankan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Khususnya di kawasan yang angka kasus Covid-19 sangat tinggi.

"Sangat mendesak bagi warga China yang sedang menjalankan misi penjaga perdamaian dengan melindungi mereka yang di wilayah yang memiliki kasus Covid-19 sangat tinggi. Namun kami membutuhkan lebih banyak data hasil uji klinis tahap ketiga sebelum kami komersialkan vaksin tersebut," kata pimpinan CanSino, Yu Xuefeng.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement