REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Otoritas kesehatan Singapura mendeteksi klaster-klaster baru Covid-19 di asrama-asrama pekerja asing yang sebelumnya ditemukan bersih dari infeksi, menyoroti tantangan dalam menahan persebaran virus yang sangat cepat menular.
Kebanyakan kasus-kasus di Singapura yang hampir sebanyak 57 ribu berasal dari asrama-asrama yang berjubel yang dihuni lebih dari 300 ribu orang. Para penghuni sebagian besar para pekerja Asia Selatan yang dipekerjakan di sektor-sektor seperti konstruksi dan pembuatan kapal.
Otoritas mengumumkan bulan lalu bahwa semua pekerja yang tinggal di asrama telah pulih atau teruji bebas dari Covid-19. Tapi lebih dua pekan terakhir klaster-klaster baru muncul. Pada Rabu, kementerian kesehatan mengatakan klaster-klaster terdeteksi di tiga lagi asrama setelah menemukan tautan di antara kasus-kasus.
Di samping tes usap, Singapura juga melakukan tes serologis di asrama-asrama untuk menentukan apakah beberapa dari kasus ini merupakan infeksi saat ini atau sebelum-sebelumnya. Di antara 43 kasus baru di asrama yang terjadi Rabu, tes serologis memperlihatkan hasil sedikitnya 23 positif, yang mungkin menunjukkan infeksi sebelumnya, kata kementerian kesehatan.
Sementara pada awalnya mendapat pujian internasional dalam menahan persebaran virus, Singapura harus menjalankan karantina wilayah selama dua bulan setelah penularan massal di asrama-asrama. Singapura juga memulai karantina ketat dan menjalankan pengujian untuk asrama-asrama.
Pemerintah akan "bertindak lebih agresif dan lebih dini pada asrama-asrama pekerja migran" andaikan tahu lebih awal mengenai kasus tanpa gejala dan betapa mudahnya infeksi dapat menyebar, kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam pidato pada Rabu.