Ahad 06 Sep 2020 07:20 WIB

Akhir Tragis Agen Mossad Israel yang Dimanfaatkan Hizbullah

Hizbullah berhasil memanfaatkan agen Mossad Israel.

Hizbullah berhasil memanfaatkan agen Mossad Israel. Agen Israel, Mossad (ilustrasi)
Hizbullah berhasil memanfaatkan agen Mossad Israel. Agen Israel, Mossad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sepak terjang agen Mossad Israel di Timur Tengah memang bukan isapan jempol belaka. Di antara oknum agen Mossad Israel tersebut pernah terbukti melakukan praktik agen ganda dengan sejumlah lembaga intelijen di negara tertentu. 

Kematian agen Mossad Israel Ben Zygier, di penjara pada 15 Desember 2010 salah satu contohnya. Dua tahun setelah kematiannya, misteri identitas tahanan yang tewas mencurigakan di Penjara Ayalon, Israel, pada 2010 mulai terkuak. Otoritas Israel mengakui bahwa tahanan yang dikenal dengan julukan “Tahanan X” adalah warga negara Australia.

Berdasarkan sebuah laporan yang dikeluarkan ABC, pria tersebut merupakan agen intelijen Mossad. Dugaan kuat dia tewas akibat gantung diri. Kementerian Kehakiman Israel mengatakan, pria 34 tahun ini bernama Ben Zygier. Dia juga dikenal bernama Ben Allen dan Ben Alon.   

“Alasan keamanan memaksa otoritas menyembunyikan identitasnya selama ini,” kata kementerian itu, seperti dilansir Aljazirah, Kamis (14/2/2012).

Namun, tekanan politik dan desakan pemberitaan belakangan ini membuat otoritas Israel  mengungkap identitas resmi Zygier. Menurut Israel, Zygier telah menjalani penahanan maksimum sejak 24 Februari 2010 silam atas berbagai dakwaan.  

Dia ditemukan tewas di tahanannya dua tahun lalu, tepatnya pada 15 Desember 2010. Saat itu, pintu penyelidikan kasus kematiannya telah ditutup.  

Kementerian Kehakiman pun menyatakan, berdasarkan hasil investigasi enam pekan lalu, diungkapkan bahwa Zygier tewas bunuh diri. Hakim memerintakan kepada otoritas terkait untuk menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian dalam insiden ini.    

Selain itu, New York Times menuliskan, Zygier adalah satu dari tiga anggota Mossad asal Australia. Zygier juga menjadi buronan intelijen internasional. Bahkan, dia dikabarkan sempat berkelana sampai ke Iran, Suriah, dan Lebanon.  

Alasan penangkapan terhadap Zygier memang masih dipertanyakan. Identitasnya sangat dirahasiakan. Bahkan, penjaganya pun tak tahu siapa dirinya.  

ABC memang mengatakan, Zygier telah direkrut Mossad. Media Australia Fairfax mengungkapkan, beberapa bulan ditahan di Israel, Zygier sedang diinvestigasi Badan Intelijen Keamanan Australian (ASIO) atas tuduhan penyalahgunaan paspor untuk tujuan mata-mata.    

Ketika cerita tentang “Tahanan X” mulai terbuka, media Israel menyebut pria itu ditahan di Penjara Ayalon dengan penjagaan tingkat maksimum. ABC melaporkan, ruang selnya disertai kamera pengawas yang di desain untuk mencegah Zygier bunuh diri.   

Anggota Parlemen Israel yang dihubungi BBC meyakini kasus ini terkait erat dengan keamanan nasional. Mantan temannya di Australia mengatakan, Zygier sudah menjadi pengacara dan dia menggunakan waktunya untuk menceritakan saat dia berada di militer Israel.

ABC mengungkap, Zygier adalah keluarga Yahudi asal Melbourne. Dia bergabung dengan Angkatan Darat Zionis dan bermukim di wilayah Kibbutz, bagian utara Negeri Yahudi.

Zygier diduga bunuh diri setelah diketahui mempunyai kontak dengan agen Hizbullah di Lebanon. Temuan ini terungkap dalam laporan investigasi Fairfax dan tim majalah Jerman Der Spiegel.  

Cerita ini bermula ketika Ben Zygier direkrut menjadi agen Mossad Israel 2004. Awalnya, Zygier yang mendapatkan kewarganegaraan Israel pada pertengahan 1990-an ini ditugaskan di Eropa untuk menginfiltrasi perusahaan yang mempunyai jaringan bisnis dengan negara musuh, seperti Iran dan Suriah. 

Salah satu pemimpin eksekutif perusahaan yang diinfiltrasi Zygier menilai kelemahan agen Israel itu adalah kurang fokus. Dia pun akhirnya dikeluarkan dari perusahaan.  

Tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkan, Zygier kemudian ditarik dari lapangan dan ditempatkan di Tel Aviv pada 2007. Situasi ini memukul psikologi Zygier. 

Untuk membuktikan kembali reputasinya di tengah ketatnya persaingan sesama anggota Mossad, dia memulai misi 'nakalnya' tanpa memberitahukan atasan. 

Dia lalu mencoba merekrut anggota Hizbullah untuk menjadi agen ganda. Zygier sebelumnya telah mendapatkan informasi tentang seorang pria di timur Eropa yang dekat dengan gerakan Hizbullah. 

Zygier berharap mendapatkan informasi-informasi penting dari gerakan Syiah di Lebanon ini dan memberitahukannya ke Mossad.  Sayangnya, tanpa disadari, Zygier justru telah dimanfaatkan agen Hizbullah. Berbagai informasi justru mengalir dari Tel Aviv ke Beirut. Zygier melakukan kontak selama berbulan-bulan dengan agen itu. 

Untuk membuktikan bahwa dia benar agen Mossad, Zygier secara tak sengaja membocorkan nama agen-agen Israel di Lebanon. Kedua informan kemudian diketahui bernama Ziad al-Homsi dan Mustafa Ali Wadeh. Keduanya telah ditangkap pada 2009 lalu dan dihukum 15 tahun.   Atas kesalahan fatal itu, Zygier dihukum 10 tahun penjara dan memupuskan harapannya untuk kembali ke Mossad. Diduga tak mampu menanggung rasa malunya, dia lalu memilih bunuh diri pada 15 Desember 2010.  “Zygier ingin meraih sesuatu yang pada akhirnya tak berhasil dia dapatkan,” ujar pejabat tinggi Israel terkait kasus itu, seperti dikutip Sydney Morning Herald.   

Ronen Bergman, penulis untuk media Israel Yedioth Ahronoth, mengatakan Zygier memang berhasil meyakinkan sebagai Mossad. Hanya saja, informasi dari Zygier kepada Hizbullah lebih berharga ketimbang sebaliknya. "Hizbullah lebih pintar, lebih canggih, dan mampu memperoleh informasi dari Zygier," tulis Bergman, seperti dilansir ABC.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement