Senin 07 Sep 2020 16:40 WIB

Kosta Rika Uji Coba Antibodi Kuda untuk Pengobatan Covid-19

Antibodi kuda akan diuji pada 26 pasien mulai pertengahan September.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAN JOSE -- Peneliti di Kosta Rika akan memulai uji coba pengobatan virus corona murah berdasarkan antibodi yang diambil dari kuda. Antibodi kuda akan diuji pada 26 pasien mulai pertengahan September.

Otoritas Kosta Rika berharap dapat mulai menerapkan pengobatan secara lebih luas di rumah sakit jika hasil dari studi fase kedua menunjukan hasil positif. Sebanyak 471 pasien virus corona saat ini dirawat di rumah sakit di Kosta Rika.

Baca Juga

"Kami bangga mengetahui bahwa produk ini akan menyelamatkan nyawa hingga vaksin mencapai populasi," kata koordinator proyek di Clodomiro Picado Institute (ICP), Alberto Alape.

ICP merupakan badan yang dikelola University of Costa Rica dan mengembangkan antibodi berasal dari kuda untuk melawan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19. "Kami melakukannya dengan sumber daya kami, tanpa harus antre atau bersaing dengan negara lain, seperti yang dapat dilihat dengan kemungkinan vaksin," ujar Alape.

Peneliti Kosta Rika mengatakan metode untuk pengobatan SARS-CoV-2 didasarkan pada pengalaman menggunakan antibodi kuda untuk mengembangkan anti-bisa ular. Ilmuwan mengimpor protein virus dari Cina dan Inggris dan menyuntikkannya ke enam dari 110 kuda yang digunakan ICP untuk pengujian.

Dikutip dari Aljazirah, beberapa pekan kemudian, ketika hewan tersebut mengembangkan cukup antibodi, peneliti mengekstraksi darah. Hasil tersebut menggunakan antibodi dari plasma sebagai bahan mentah untuk serum yang dapat disuntikkan.

Jika berhasil, para peneliti mengatakan, ingin berbagi perawatan murah tersebut dengan negara Amerika Tengah lainnya, yang sebagian besar lebih miskin daripada Kosta Rika. "Selain prinsip solidaritas dan fakta bahwa ini telah dilakukan dengan anti-racun untuk gigitan ular, kita tahu bahwa dalam suatu pandemi, kesejahteraan seseorang terkait dengan kesejahteraan tetangga," kata Alape.

Upaya serupa juga dilakukan di Argentina dan Brasil. Sementara ilmuwan di Belgia mencoba mengembangkan dengan menggunakan llama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement