Selasa 08 Sep 2020 20:56 WIB

Navalny Dibangunkan dari Koma, Moskow Bersikeras Dia Tidak Diracun di Rusia

Kondisi Alexei Navalny membaik dan tim dokter sudah membangunkannya dari koma.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/Bildagentur-online/Joko
picture-alliance/Bildagentur-online/Joko

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab memanggil Duta besar Rusia untuk Inggris. "Hari ini Inggris memanggil Duta Besar Rusia untuk Inggris untuk menyampaikan keprihatinan mendalam tentang peracunan Alexey @navalny," kata Raab di Twitter hari Senin (7/9).

"Sama sekali tidak dapat diterima bahwa senjata kimia terlarang telah digunakan dan Rusia harus mengadakan penyelidikan yang transparan dan menyeluruh." Dominic Raab menambahkan bahwa dia lega mendengar Alexei Navalny telah dibangunkan dari koma.

Rusia menyatakan mereka belum melihat bukti-bukti bahwa Alexei Navalny mengalami peracunan.

"Pihak Rusia mencatat bahwa ada tuduhan tidak berdasar dan politisasi masalah tersebut, yang sebenarnya merupakan kasus medis," kata Kedutaan Rusia di London dalam sebuah pernyataan.

Dibangunkan dari Koma oleh tim dokter Charite

Rumah sakit Charite di Berlin mengatakan, kondisi Alexei Navalny membaik dan tim dokter sudah membangunkannya dari koma. Tokoh oposisi Rusia berusia 44 tahun itu sudah bereaksi atas instruksi verbal dan sekarang tidak memakai alat bantu pernafasan lagi.

"Dia bereaksi terhadap stimulasi verbal," kata rumah sakit Charite dalam sebuah pernyataan dan melaporkan bahwa kondisinya "telah membaik". Tetapi Charite menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan dampak jangka panjang dari peracunan Navalny dengan agen saraf Novichock.

Alaxei Navalny diterbangkan dari Rusia ke Berlin 22 Agustus lalu setelah mengalami keracunan parah dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow dua hari sebelumnya. Dia sempat dirawat di sebuah rumah sakit Siberia dalam kondisi koma ketika pesawatnya melakukan pendaratan darurat. Tim dokter ketika itu mengatakan tidak menemukan indikasi bahwa Navalny mengalami keracunan. Setelah tekanan internasional, terutama dari Jerman, Rusia akhirnya mengizinkan Navalny dibawa ke Berlin untuk perawatan selanjutnya.

Jerman diminta hentikan Nord Stream 2

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahwa Jerman dan Uni Eropa akan membahas kemungkinan sanksi jika pemerintah Moskow tidak segera memberikan penjelasan atas apa yang terjadi pada Alexei Navalny di Rusia. Jerman saat ini menjabat sebagai Presiden Dewan Uni Eropa.

Heiko Maas tidak menutup kemungkinan bahwa Jerman akan "meninjau kembali" kelanjutan pembangunan pipa gas Rusia-Jerman "Nord Stream 2" yang hampir selesai. Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan, Kanselir Angela Merkel mendukung pernyataan Heiko Maas.

Proyek pipa gas Nord Stream 2 senilai 10 miliar euro diluncurkan untuk menggandakan ekspor gas alam Rusia ke Jerman. Proyek tersebut telah ditunda selama berbulan-bulan setelah Amerika Serikat memberlakukan sanksi. Proyek itu juga diprotes oleh banyak negara tetangga Jerman yang khawatir pengaruh Rusia makin luas di Eropa. Banyak negara sekarang mendesak Jerman untuk membatalkan pembangunan Nord Stream 2, yang sudah hampir rampung dan hanya kurang 100 kilometer lagi.

hp/yf (rtr, dpa, afp)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement