REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi (OECD) memperkirakan akan ada dampak atas aktivitas sekolah yang terganggu akibat pandemi Covid-19. Salah satunya hilangnya keterampilan anak-anak yang akan berdampak pula pada kerugian ekonomi di masa depan.
Bagi Amerika Serikat, itu akan mewakili kerugian ekonomi sebesar 15,3 triliun dollar AS, kata OECD dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (8/9). Angka tersebut kemungkinan bahkan naik lebih tinggi jika gangguan terhadap pendidikan berlanjut hingga tahun ajaran berikutnya.
"Kehilangan pembelajaran akan menyebabkan hilangnya keterampilan, dan keterampilan yang dimiliki orang terkait dengan produktivitas mereka," kata laporan itu, menjelaskan perkiraan penurunan PDB global seperti dikutip dari Channel News Asia pada Selasa (8/9)
Salah satu dampaknya adalah memperlebar kesenjangan dalam kesempatan pendidikan antara si kaya dan si miskin. Anak-anak dengan akses internet, komputer, dan keluarga yang mendukung akan bernasib lebih baik.
"Siswa dari latar belakang yang memiliki hak istimewa dapat menemukan jalan mereka melewati pintu sekolah yang tertutup menuju kesempatan belajar alternatif. Mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung sering tetap menutup diri ketika sekolah mereka ditutup," kata laporan itu.
Menurut laporan OECD, bahkan saat sekolah di banyak negara dibuka kembali tantangan besar tetap ada untuk dunia pendidikan,. Sekolah harus mengatur ulang cara membuka kembali tanpa menyebabkan lonjakan infeksi baru.
Dengan kontraksi ekonomi, ada risiko anggaran pendidikan akan menyusut, kata laporan itu. Universitas pun harus mengubah diri mereka sendiri sehingga tetap menarik bagi siswa bahkan ketika mereka dapat lagi menawarkan pengalaman kampus tradisional.