Rabu 09 Sep 2020 12:43 WIB

Kim Jong-un Minta Pemulihan Bencana Dipercepat

Badai Maysak perburuk situasi di Korut yang sudah mengalami kesulitan ekonomi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah foto yang dirilis pada 07 September 2020 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan Kim Jong Un (2-L), ketua Partai Pekerja Korea (WPK) dan komandan tertinggi angkatan bersenjata DPRK, mengadakan dan membimbing pertemuan Dewan Kebijakan Eksekutif Komite Pusat WPK untuk mengorganisir kampanye pemulihan dari bencana alam di daerah di provinsi Hamgyong Selatan dan Utara yang dilanda topan, di Korea Utara
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto yang dirilis pada 07 September 2020 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan Kim Jong Un (2-L), ketua Partai Pekerja Korea (WPK) dan komandan tertinggi angkatan bersenjata DPRK, mengadakan dan membimbing pertemuan Dewan Kebijakan Eksekutif Komite Pusat WPK untuk mengorganisir kampanye pemulihan dari bencana alam di daerah di provinsi Hamgyong Selatan dan Utara yang dilanda topan, di Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un meminta agar proses perbaikan dan pembangunan ribuan rumah dan gedung yang hancur karena badai pekan lalu dipercepat. Kantor berita Korut KCNA melaporkan hal ini disampaikan dalam rapat Partai Buruh Selasa (8/9) kemarin.

Pada Rabu (9/9) KCNA melaporkan dalam rapat  Kim mengatakan kerusakan Badai Maysak memaksa Korut mempertimbangkan ulang proyek akhir tahun. Badai Maysak memperburuk situasi di Korut yang sudah mengalami kesulitan ekonomi selama berpuluh-puluh tahun.

Selain itu Pyongyang juga masih didera sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) yang diterapkan agar mereka menghentikan program senjata nuklir. Penutupan perbatasan yang disebabkan pandemi virus Corona dan banjir musim panas yang tidak biasanya diprediksi memperparah kelangkaan pangan di negara itu.

Para pakar menilai langkah Kim menggelar pertemuan tingkat tinggi dan mengunjungi daerah yang terdampak bencana selama beberapa pekan terakhir untuk menunjukan citranya sebagai pemimpin yang peduli pada rakyat. Ia mencoba mendorong persatuan dalam negeri di tengah tantangan ekonomi dan tekanan dari luar.

KCNA melaporkan badai Maysak 'menghancurkan' timur kota Komdok. Banjir yang  menggenangi lebih dari 2.000 rumah dan puluhan gedung publik juga melumpuhkan sistem transportasi.

Dalam laporan tersebut KCNA mengatakan lebih dari 60 kilometer jalan-jalan di wilayah itu 'hanyut' sementara 59 jembatan ambruk. Di bermil-mil rel kereta di daerah pertambangan juga rusak.

Dalam pertemuan Selasa lalu Kim mengatakan upaya pemulihan di Komdok menjadi prioritas nasional untuk membangkitkan 'denyut nadi perekonomian nasional'. Ia juga memerintahkan agar perbaikan rumah, jalanan dan rel kereta dapat selesai pada 10 Oktober mendatang ketika partai berkuasa merayakan ulang tahun ke-75.

Dalam rapat partai bulan lalu Kim mengungkapkan keterusterangan yang tidak pernah terdengar sebelumnya. Ia mengakui rencananya meningkatkan perekonomian Korut tidak berhasil. Dalam rapat tersebut kongres untuk menentukan rencana lima tahun ke depan dijadwalkan digelar pada bulan Januari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement