Rabu 09 Sep 2020 21:41 WIB

Menlu RI Minta Myanmar Selesaikan Akar Isu Rohingya

Penyelesaian akar masalah ini penting untuk proses repatriasi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Menter Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
Foto: Kementerian Luar Negeri RI
Menter Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendesak agar Myanmar dengan bantuan negara ASEAN dapat menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya. Hal itu ia sampaikan dalam kesempatan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menlu ASEAN secara virtual, Rabu (9/9).

"Indonesia mendesak Myanmar menyelesaikan akar isu Rohingya dengan tujuan agar repatriasi dapat dilakukan secara sukarela, aman, dan bermartabat," ujar Menlu Retno dalam pengarahan media secara virtual, Rabu (9/9) malam.

Baca Juga

Retno menekankan, bahwa bagi Indonesia, Myanmar adalah rumah bagi saudara-saudara Muslim Rohingya. Sehingga, mereka harus terus dilindungi.

Dalam hal ini, Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama untuk melawan kejahatan lintas batas termasuk penyelundupan manusia. Sebab, kata Retno diduga saudara-saudara Muslim Rohingya yang banyak terdampar juga merupakan korban dari kejahatan lintas batas.

Pada Senin lalu, 296 pengungsi Rohingya kembali terdampar di pesisir pantai di Aceh. Pada Juni, Indonesia juga menerima 99 pengungsi Rohingya di Aceh setelah mereka mengarungi laut selama beberapa bulan. "Apa yang dilakukan Indonesia tentunya didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan untuk sementara atau temporer menampung mereka," ujar Menlu Retno.

Namun demikian Indonesia menekankan bahwa akar permasalahan dari situasi ini harus diselesaikan.

Para pengungsi Rohingya yang terdampar Senin kematin sudah ditempatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Blang Mee, Kandang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Para pengungsi yang kebanyakan perempuan dan anak-anak itu langsung menjalani rapid test atau tes cepat untuk memastikan seluruh pengungsi tidak ada reaktif virus Covid-19.

Terdapat total 296 pengungsi Rohingya yang terdiri dari 181 perempuan, 101 orang laki-laki dan 14 orang anak-anak. Para imigran Rohingya mendarat di pantai Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe menggunakan boat kayu jenis JT TRN.U 11/00, Senin sekitar pukul 00.30 WIB. Namun tujuan sebenarnya mereka akan mengarah, belum diketahui.

Direktur Yayasan Geutanyoe yang berbasis di Aceh, Rima Shah Putra mengatakan, pihaknya turut membantu evakuasi para pengungsi Rohingya yang terdampar di pesisir pantai Aceh. Menurutnya kedatangan para pengungsi Rohingya hanyalah tambahan pengungsi.

Dia menginformasikan bahwa salah satu dari pengungsi Rohingya yang baru tiba Senin kemarin meninggal dunia. "Baru saja terima informasi seorang pengungsi Rohingya perempuan (21 tahun) yang baru tinggal kemarin meninggal dunia," ujar Rima kepada Republika, Rabu.

Hingga kini, menurut penuturannya, terdapat tiga orang lagi yang dilarikan ke rumah sakit karena masalah kesehatan. "Concern kita justru pada keluhan kesehatan di luar Covid-19," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement